Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pemain Persik Mulai Resah

By Arief Kurniawan - Minggu, 17 November 2013 | 14:04 WIB
Fatchul Ichya, main tarkam demi kebutuhan hidup. (Gatot Susetyo)

Ketidakpastian Persik mengarungi LSI musim depan mulai berimbas terhadap masa depan pemain. Beberapa pilar utama yang mengantarkan tim berjuluk Macan Putih itu ke LSI gundah menanyakan masa depannya. 

Kapten tim, Fatchul Ichya, belum berani menerima tawaran klub lain karena masih menunggu statusnya di Persik.
“Ada beberapa klub yang menghubungi saya. Tapi, saya tak berani memberi jawaban, karena saya masih memprioritaskan Persik. Namun, manajemen belum memberi kepastian akan status saya. Pemain lain juga menanyakan masa depannya,” ucap Fatchul.
Secara pribadi, Fatchul menyadari kendala yang sedang dihadapi manajemen, terutama menyangkut finansial untuk kelangsungan musim depan. 
“Jika manajemen ada masalah, minimal kami diberitahu status saja sudah cukup. Jadi, kami bisa fokus untuk bermain di Persik,” ujar sang kapten.
Akhirnya, untuk menutup kebutuhan hidup keluarga, Fatchul bermain tarkam. Bahkan, pemain asli Kediri ini ikut tarkam hingga Purwokerto. 
“Tarkam juga dalam rangka mencari nafkah. Daripada tak ada pemasukan sama sekali, juga sembari menjaga kondisi fisik,” ucapnya.

Kapten tim, Fatchul Ichya, belum berani menerima tawaran klub lain karena masih menunggu statusnya di Persik.

“Ada beberapa klub yang menghubungi saya. Tapi, saya tak berani memberi jawaban, karena saya masih memprioritaskan Persik. Namun, manajemen belum memberi kepastian akan status saya. Pemain lain juga menanyakan masa depannya,” ucap Fatchul.

Secara pribadi, Fatchul menyadari kendala yang sedang dihadapi manajemen, terutama menyangkut finansial untuk kelangsungan musim depan. 

“Jika manajemen ada masalah, minimal kami diberitahu status saja sudah cukup. Jadi, kami bisa fokus untuk bermain di Persik,” ujar sang kapten.

Akhirnya, untuk menutup kebutuhan hidup keluarga, Fatchul bermain tarkam. Bahkan, pemain asli Kediri ini ikut tarkam hingga Purwokerto. 

“Tarkam juga dalam rangka mencari nafkah. Daripada tak ada pemasukan sama sekali, juga sembari menjaga kondisi fisik,” ucapnya.