Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
nama besar pebulutangkis yang sudah wara-wiri dipentas perbulutangkisan nasional maupun internasional menjadi daya tarik tersendiri pada perhelatan kejuaraan nasional (kejurnas) bulutangkis 2013 PB PBSI di GOR Lila Buana Denpasar, 26-30 Nopember.
Di deretan atas tunggal dewasa putra divisi I, andalan DKI Jakarta, Simon Santoso yang diunggulkan pada tempat kedua akan menguji ketangguhan unggulan pertama yang membela Pengprop PBSI, Jawa Tengah, Riyanto Subagja. Namun, keduanya tentu tidak muda untuk melenggang menjadi yang terbaik di Bali, lantaran Febryan Irvannaldy dari Jawa Timur dan Senatrya Agus Setya Putra menjadi ancaman dari serius posisi ketiga dan keempat.
Sama halnya pula di sektor putri. Dua nama beken yang juga malang melintang di ajang Djarum Sirnas, Linda Weni Fanetri dari Jawa Timur yang diunggulkan pada tempat pertama akan bersaing ketat dengan Febby Angguni, unggulan kedua dari Jawa tengah.
Dengan tampilan para pebulutangkis kategori elit nasional ini membuat misi awal Kejurnas yang sedianya lebih condong dalam melahirkan pebulutangkis daerah pun sedikit membelot. Tapi hal ini dibantah Basri Yusuf, Kabid Pengembangan PB PBSI.
"Hadirnya Simon Santoso cs ini kami jadikan sebagai barometer pembinaan, sekaligus pertaruhan mental juara," ujar Basri memberikan alasan.
Pada kejurnas yang berhadiah total Rp 375 juta ini, PB PBSI juga menurunkan 58 atlit penghuni Pelatnas. Sementara dari daerah melibatkan 28 pengprop minus NTT, Aceh, Papua Barat, Papua dan Gorontalo. Yang menarik, di Kejurnas ini juga untuk kali pertama mempertandingkan dua kelompok, yakni divisi I dan divisi II. Peserta yang bertanding di divisi I adalah Pengprop DKI, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan Pelatnas. Sedangkan di dvisi II adalah dari pengprop-pengprop lainnya sebagai peserta kejurnas.