Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Selain faktor teknis seperti strategi permainan, ternyata faktor nonteknis seperti kondisi lapangan juga cukup mempengaruhi jalannya pertandingan.
Begitulah bocoran yang diungkapkan oleh pebulu tangkis spesialis ganda putra asal Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon, seusai memenangi gelar juara Denmark Open 2018 akhir pekan lalu.
(Baca juga: Denmark Open 2018 - Taklukkan Wakil Jepang, Marcus/Kevin Raih Gelar Juara)
Marcus Fernaldi Gideon yang berpasangan dengan Kevin Sanjaya Sukamuljo menilai kondisi Odense Sports Park, venue Denmark Open 2018, sangat bersahabat.
"Kami merasa cocok main di sini dan lapangannya enak tidak terlalu banyak angin, jadi lebih mudah kontrolnya," ujar Marcus yang dikutip BolaSport.com dari Badminton Indonesia.
Suami dokter Agnes Amelinda Mulyadi tersebut juga bercerita soal karakter venue bulu tangkis yang berbeda-beda di setiap negara.
"Mungkin memang sudah rezekinya di sini, tiap negara kan beda-beda kondisinya. Ada yang lapangannya berangin, shuttlecock yang dipakai berat atau kencang," ucap Marcus lagi.
Berbicara soal kondisi lapangan, salah satu venue yang sempat membuat para pebulu tangkis dunia mengeluh adalah Musashino Forest Sports Plaza, Jepang.
Venue Japan Open 2018 tersebut memiliki karakter tidak berangin yang membuat para pebulu tangkis mengeluh karena bola sulit terbang.
Bahkan para pebulu tangkis tuan rumah seperti Nozomi Okuhara sempat membandingkan kondisi Musashino Forest dengan Istora Senayan, Jakarta yang merupakan venue Asian Games 2018.
Namun, apapun kondisi venue pertandingannya, fakta membuktikan Marcus/Kevin tetap tangguh di berbagai turnamen bulu tangkis dunia.
Pasangan ganda putra berjuluk Minions tersebut sukses merebut gelar juara Japan Open dan Denmark Open tahun ini yang memiliki karakter venue yang berbeda.
Setelah beraksi di Denmark, Marcus/Kevin akan melanjutkan perjalanan ke tur Eropa selanjutnya yaitu French Open 2018 yang bergulirdi Paris, Prancis, 23-28 Oktober mendatang.