Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Olahraga elektronik alias eSports merupakan alat kuat dalam membantu perkembangan murid menghadapi situasi penuh tekanan dan belajar skill alami untuk bertahan hidup.
Hal ini karena permainan merupakan salah satu cara alami makhluk hidup dalam mengajarkan keturunan mereka skill alami untuk bertahan hidup.
Argumen tersebut diungkapkan oleh Yohannes P. Siagian, Kepala Sekolah SMA 1 PSKD Jakarta pada acara launching High School League (HSL) 2018, liga eSports tingkat SMA pertama di Indonesia, Kamis (6/9/2018).
"Permainan, mulai dari lari serta petak umpat, hingga yang terstruktur seperti sepak bola dan basket merupakan kemajuan selanjutnya dari sistem penurunan skill yang sudah terjadi sejak awal waktu," tuturnya kepada hadirin, termasuk BolaSport.com.
"eSports merupakan alat kuat untuk perkembangan murid. Oleh karena itu, akademik hanya satu poin bagi kami di PSKD," ujarnya.
Ia mencontohkan bagaimana anak-anak dapat belajar menghadapi tekanan dari bermain game.
"Anak-anak yang punya pengalaman bertanding eSports akan lebih tenang, tidak panik, serta tak bingung dalam sebuah situasi sulit. Sebaliknya, mereka bisa take control of the situation," tutur Yohannes.
Di PSKD, para siswa mendapat bimbingan lebih erat dalam menyeimbangi antara pelajaran dan berlatih game.
Hal ini ia utarakan karena setiap individu berbeda dalam menangkap materi, ada yang lebih cepat menangkap pelajaran dan ada yang perlu waktu lebih lama.
Yohannes menambahkan bahwa PSKD menerapkan eSports sebagai suatu mata pelajaran agar murid-murid mereka memiliki kapabilitas untuk menghadapi tantangan dunia pekerjaan sehari-hari selain memiliki nilai akademis memadai.
(Baca juga: Presiden Jokowi Ingin Penyandang Disabilitas Dapat Saksikan Asian Para Games 2018 secara Gratis)
"Sangat mudah menghindari efek negatif bermain game kalau kita pantau dengan benar," ujarnya.
Terakhir, ia menghimbau agar dunia pendidikan Indonesia dapat berani merangkul perubahan yang dibawa eSports ini agar membantu anak asuh mereka.
"Kita harus berani keluar dari comfort zone akademik kalau tujuan akhirnya adalah perkembangan murid keseluruhan," ujarnya sembari mendapat sambutan tepuk tangan meriah dari para hadirin.