Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Merawat Dinasti Ganda Putri Masa Depan

By Yakub Pryatama - Senin, 16 Juli 2018 | 16:22 WIB
Pasangan ganda putri dari PB Djarum, Agatha Imanuela/Siti Fadia Silva Ramadhanti, berlaga pada babak final Blibli.com Superliga Junior 2017, di GOR Djarum, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (10/12/2017). (DJARUM BADMINTON)

Pada level junior, bulu tangkis Indonesia terus bersolek. Hal itu bisa dilihat dari kiprah pasangan ganda putri pratama, Agatha Imanuela/Siti Fadia Silva Ramadhanti, yang mampu menyumbangkan medali perunggu di Kejuaraan Bulu Tangkis Junior Asia 2017.

Meski bukan emas, prestasi tersebut mencerminkan pembuktian pebulu tangkis muda Indonesia junior di nomor ganda putri. Karena butuh waktu enam tahun untuk Indonesia agar bisa kembali menyentuh podium.

(Baca juga: Manny Pacquiao: Bilang kepada Semua Orang Kalau Saya Sudah Kembali!)

Terakhir, pasangan Tiara Rosalia/Suci Rizki Andini, yang berhasil merengkuh emas Kejuaraan Junior Asia 2011.

Cukup ironis jika mengingat prestasi pemain di kelas junior yang sering berbanding terbalik ketika ia memasuki level senior.

Contohnya seperti Tiara/Suci, Alfian Eko Prasetya/Gloria Emanuelle Widjaja atau Edi Subaktiar/Melati Daeva Oktaviani, ketika masuk level senior, nyatanya mereka belum mampu mencapai level terbaiknya.

"Saya harap generasi baru ini (Agatha/Fadia) tidak mengalami hal yang sama seperti generasi sebelumnya," ujar legenda bulu tangkis Indonesia, Christian Hadinata, kepada JUARA.net.

Upaya untuk menjaga tongkat  estafet regenerasi bulu tangkis Indonesia, khususnya di ganda putri, terus digalakkan oleh PBSI.

Kini, harapan tersebut berada di pundak Agatha/Fadia yang keduanya baru akan menginjak usia 18 tahun.

Agatha/Fadia, tentu tak ingin permainannya menjadi flop saat bersaing di level senior.