Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Suara balon tepuk terus menggema di Istora. Suaranya tak pernah surut ketika pebulu tangkis Indonesia sedang bertarung.
Dukungan tersebut seakan tak pernah padam. Ya, kehadiran suporter atau pecinta bulu tangkis yang sengaja datang untuk mendukung pemain Indonesia adalah salah satu dalang motivasi lebih untuk sang pemain.
Hal itu bahkan diakui oleh pebulu tangkis asal China, Chen Qingchen.
Ia mengaku dengan kehadiran para pecinta tepok bulu Indonesia, membuatnya lebih bersemangat saat bertanding di ajang Blibli Indonesia Open 2018 yang didukung oleh Bakti Olahraga Djarum Foundation. di Istora, Senayan, Jakarta, 3-8 Juli.
Dengan dampak suporter yang luar biasa vital, sudah barang tentu mereka juga berhak berbicara dan menyampaikan aspirasi terhadap fenomena bulu tangkis Indonesia yang didukungnya selama ini.
(Baca Juga: Efek Domino Kepindahan Cristiano Ronaldo ke Juventus, Robert Lewandowski Bisa Jadi Galactico Baru)
Ratna Julia misalnya. Suporter berusia 23 tahun itu mengaku mencintai bulu tangkis karena bulu tangkis adalah salah satu olahraga yang bisa dibanggakan dari Indonesia.
"Atlet-atlet bulu tangkis Indonesia bahkan ada yang nomor satu dunia, seperti Marcus/Kevin," ujar Ratna kepada JUARA.net di Istora, Sabtu (7/7).
Ratna bukan sembarang pendukung. Ia sudah menyukai bulu tangkis sejak usia enam tahun dan terus menggeluti olahraga ini hingga sekarang.
Sebagai warga Indonesia yang mencintai bulu tangkis, ia juga mengatakan bahwa ia sangat rindu akan gelar juara, khususnya di nomor tunggal putri dan ganda putri.
"Ada perasaan jengkel ketika sektor lain masih belum mampu raih juara," ucap Ratna.
Sementara Azam Sutopo, punya keluh kesah sendiri. Suporter berusia 53 tahun itu sudah menunggu kebangkitan tunggal putri Indonesia sejak terakhir di jaman Mia Audina.
(Baca Juga: 4 Pemain Bintang yang Justru Tampil Sangat Mengecewakan di Piala Dunia 2018)
"Sekarang yang menjadi harapan kami itu pemain ganda, bukan lagi tunggal yang masih sering berguguran," ujar Azam dengan semangat kepada JUARA.net.
Meski diwawancarai di tempat dan waktu yang berbeda, Ratna dan Azam ternyata memiliki harapan yang sama, yakni lagi-lagi rindu dengan gelar Indonesia di sektor tunggal.
Azam melihat Indonesia begitu disegani ketika era Susy Susanti atau Mia Audina, aktif di lapangan.
"Saya rindu dengan momen tersebut," ucap Azam.
Harapan Ratna dan Azam sebenarnya telah diupayakan PBSI dengan melakukan pembinaan sejak dini agar tak ada jarak kualitas yang terlalu jauh antara senior dan junior.
Dua nomor yang biasanya menjadi penyelamat pamor Indonesia, ganda putra dan ganda campuran, juga diharapkan Azam tetap memiliki penerus oke di masa mendatang.
Harapan Azam dan Ratna bukan tanpa alasan. Mereka ialah pendukung para pebulu tangkis Indonesia baik di dalam dan luar lapangan. Jika sudah begitu, mungkin rindu tersebut akan terbayar secepatnya.