Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Petenis tunggal putra Britania Raya, Andy Murray, mengaku tidak menyesal mengambil keputusan mundur dari turnamen Wimbledon 2018 yang berlangsung di All England Lawn Tennis Club, 2-15 Juli ini.
Andy Murray memutuskan mundur dari turnamen Grand Slam lapangan rumput tersebut pada pukul 23.00 waktu setempat.
Murray menegaskan bahwa keputusannya untuk mundur dari Wimbledon 2018 bukan karena masalah cedera fisik, melainkan kendala psikologis yang masih dirasakannya.
Murray menilai pertandingan dengan potensi berdurasi lima set bukanlah hal yang ideal untuk proses pemulihannya.
Baca juga: Indonesia Open 2018 - Baru Babak Kesatu, 6 Wakil Indonesia Sudah Harus Saling Bunuh
"Rasanya berat, tetapi saya santai dengan keputusan ini," ucap Murray yang dilansir BolaSport.com dari Herald Scotland.
"Saya tidak berpikir dua kali apakah saya harus bermain atau tidak. Saya tahu saya harus mundur dari turnamen tersebut dan melihat dampaknya nanti," kata Murray lagi.
Lebih lanjut, petenis bergelar Sir itu juga mengaku nyaman dengan keputusan mundurnya tersebut karena hal tersebut merupakan hal yang benar bagi dia pada saat ini.
"Kalau saya tidak ingin bermain di Wimbledon lagi, keputusannya pasti akan berbeda. Jelas saya akan turun dan menikmati pertandingan yang berpotensi menjadi yang terakhir bagi saya di Wimbledon," kata Murray.
"Namun, saya ingin bermain untuk beberapa tahun lagi dan semoga bisa kembali berkompetisi di permainan terbaik saya," ujar juara Wimbledon 2013 dan 2016 itu.
"Jelas saya kecewa karena tidak bermain (pada tahun ini), tetapi saya tidak punya penyesalan terhadap apapun yang saya sudah lakukan," tutur Murray lagi.
Baca juga: LeBron James Resmi ke Lakers, Begini Reaksi para Tokoh Olahraga Dunia
Andy Murray semula dijadwalkan menjalani laga pertamanya pada Wimbledon 2018 dengan melawan Benoit Paire (Prancis), Rabu (3/7/2018).
Namun, jadwal tersebut kini berubah menjadi Benoit Paire kontra sang petenis lucky loser dari Taiwan, Jason Jung.