Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Petinju asal Amerika Serikat, Deontay Wilder, mempertanyakan sikap Anthony Joshua (Inggris) yang tampak jual mahal.
Pertanyaan Wilder muncul menyusul aksi penolakan Joshua atas tawaran yang diberikannya senilai 50 juta dolar untuk melangsungkan pertarungan unifikasi tinju kelas berat di Amerika Serikat.
Joshua dan promotornya, Eddie Hearn, berjanji untuk mempertimbangkan dengan hati-hati tawaran tersebut dan sudah mengajukan tenggat waktu selama 24 jam pada April lalu.
Namun, hingga saat ini baik kubu Joshua maupun Wilder sedang berada dalam kebuntuan untuk mencapai kata sepakat.
Baca juga: Skuat Malaysia pada Piala Thomas 2018 Dituduh Tak Punya Semangat
"Saya belum memiliki waktu yang pasti, tetapi saya ingin semua orang tahu bahwa pertarungan akan terjadi. Jika mereka serius, kami juga akan serius sepanjang negosiasi ini," kata Wilder dilansir BolaSport.com dari Express.
"Joshua bilang, dia ingin 50 juta dolar dan akan menandatangani kontraknya. Kami persis melakukan yang dia mau tetapi dia justru mangkir dari perkataannya sendiri," tambah Wilder.
"Hal itu menunjukkan karakter Joshua yang sebenarnya, termasuk karakter timnya. Saya pikir, Joshua menginginkan pertarungan, ternyata tidak," kata Wilder lagi.
Menurut Wilder, apa yang dilakukan Joshua seperti tarik-ulur yang tidak pasti kapan akan berhenti.
Padahal, ide untuk melangsungkan pertarungan unifikasi muncul pertama kali dari mulut Joshua.
Joshua menantang Wilder, sang juara kelas berat versi WBC, tepat setelah merebut sabuk keempatnya dari juara WBO, Joseph Parker, pada Maret 2018.
Saat ini, Joshua hanya perlu menyabet sabuk juara milik Wilder untuk menjadi juara kelas berat tak terbantahkan pertama sejak era Lennox Lewis pada 1999.