Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sebelumnya sempat terlihat menggunakan jaket Asian Games 2018 berwarna hitam, kali ini Jokowi pakai jaket baru saat bermain basket di akhir pekan.
PestaAsia.com - Presiden Joko Widodo sedang cukup gencar mempromosikan Asian Games 2018 yang akan digelar di Jakarta dan Palembang.
Sebelumnya, Jokowi juga pernah menyambut rombongan siswa OSIS beprestasi di Istana Bogor memakai jaket custom bergambar Asian Games.
Jaket itu dibuat spesial oleh anak muda berbakat dari Never Too Lavish yang sepertinya sudah jadi langganan Jokowi.
Saat ditanya, Jokowi mengatakan bahwa memakai jaket dengan tema Asian Games 2018 ini sekaligus sebagai ajang promosi.
Hal ini karena Jokowi merasa gaung Asian Games 2018 masih kurang didengar di Indonesia.
Padahal, Indonesia akan jadi tuan rumah pesta olahraga bergengsi di Asia tersebut.
Hari ini, Sabtu (12/5/2018), Jokowi kembali mengunggah kegiatannya di laman Instagram @jokowi.
Jokowi menuliskan bahwa dia menghabiskan akhir pekannya dengan berolahraga basket bersama tim basket Developmental Basketball League.
Dia juga menuliskan kalau sudah begitu lama tidak bermain basket.
"Terakhir main basket sudah 37 tahun lalu. Pegang bola basket terakhir saya masih mahasiswa semester 4."
Begitu salah satu potongan tulisan Jokowi di fotonya.
Tak hanya bermain basket, jaket yang dikenakan Jokowi juga jadi sorotan.
Kali ini Jokowi kembali memakai jaket bertema Asian Games 2018 namun warnanya berbeda.
Jaketnya kali ini berwarna merah terang dengan logo Asian Games 2018 di bagian belakang jaket.
Sementara bagian depannya bergambar ilustrasi dari berbagai cabang olahraga yang dilombakan di Asian Games.
Sama seperti jaket Asian Games yang dipakai Jokowi sebelumnya, jaket merah ini juga hasil karya dari Never Too Lavish.
Sayangnya, saat dihubungi oleh tim Intisari, NTL tidak menyebutkan kisaran harga jaket tersebut.
NTL hanya mengatakan bahwa jaket itu memang dibuat khusus dengan cara dilukis dengan tangan.
Ini juga merupakan pesanan Jokowi, sehingga kalau ada pembeli yang ingin memesan, mereka harus rela menunggu.
"Semua prosesnya masih dibuat dengan tangan, bisa pesan sih, tapi kuotanya terbatas karena kami belum bisa melukisnya dalam jumlah banyak," kata salah satu punggawa Never Too Lavish.