Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Asian Games 2018 Sebentar Lagi, Yuk Kenali Olahraga Menembak!

By Intisari Online - Selasa, 15 Mei 2018 | 08:26 WIB
Olahraga Menembak (Machine Gun Experience)

Ini diperlukan karena akan menyangkut cara menentukan sudut laras senjata dan gerakan peluru terhadap angin

Apakah Anda menyangka bahwa menembak merupakan olahraga yang hanya ditujukan hanya untuk orang-orang tertentu?

Tepatnya, yang punya izin khusus?

Jika iya maka Anda salah, izin semacam itu tidak diperlukan.

Hanya saja, ijin khusus dari BAIS (Badan Intelejen Stratgis) ABRI diperlukan untuk menggunakan jenis senjata api.

Kalau untuk jenis senjata angin, tak perlu izin khusus.

(Baca Juga: Enis Bardhi, Pangeran Tendangan Bebas 'Pembunuh' Barcelona)

Bahkan olahraga menembak bisa diikuti sejak dari anak-anak sampai usia bangkotan.

Badan internasional yang mengatur olahraga ini, Universal Internationale de Ter (UlT) saja tak membatasi usia atletnya.

Itu bertujuan agar mereka bisa mengikuti semua jenis nomor menembak yang ada.

Jadi syarat utamanya hanyalah kuat angkat senjata.

Sebab kalau sudah ikut pertandingan yang memakan waktu dua jam lebih itu,dapat Anda bayangkan betapa melelahkannya itu.

Untuk mendapatkan ketahanan fisik itulah, diperlukan latihan seperti lari, angkat beban, atau berenang.

Malah ada yang melakukan yoga, sekalian mengasah konsentrasi.

(Baca Juga: Selain Comvalius, Top Scorer Kedua Liga 1 2017 Juga Bakal Didepak Klub Thailand, Klub Indonesia Tertarik?)

Sementara pengenalan senjata bisa dimulai dari latihan bongkar pasang, cara merawat, dan etika menembak.

Pelatih juga akan memberikan pengetahuan arah angin.

Ini diperlukan karena akan menyangkut cara menentukan sudut laras senjata dan gerakan peluru terhadap angin.

Menarik Pelatuk

Posisi tubuh yang baik saat menembak adalah posisi di mana tumpuan seluruh berat badan lurus berada di tengah.

Jadi posisi kaki agak mengangkang.

Lalu, tarik nafas perlahan dan dikeluarkan sedikit demi sedikit.

Ini perlu, karena gerakan nafas yang tak teratur akan mengganggu konsentrasi.

Akibatnya, laras senjata bisa bergerak.

(Baca Juga: Tinggalkan Inggris, Bintang Korea Selatan Disebut Akan Segera Merapat ke AC Milan)

Bila sudah diperoleh posisi yang baik, bolehlah kita membidik sasaran.

Tentu kemudian diiringi dengan menarik pelatuk setengahnya.

Kalau sudah pas banget, pelatuk pun ditarik habis.

Namun cara menarik semacam ini hanya berlaku buat jenis senjata yang tolakan pelatuknya berat.

Jadi tak berlaku buat senjata api yang pelatuknya sensitif.

Malahan, di situ kita dilarang menarik pelatuk sebelum sasaran terbidik pasti.

Tepatlah kalau dikatakan unsur konsentrasi memegang peran penting.

Kita harus benar-benar tenang agar sasaran terbidik.

Kecuali itu, mentalpun harus kuat.

(Baca Juga: Meski Percaya Diri akan Menang, Home United Menilai Bertanding di Kandang Persija Seperti Beraksi di Neraka)

Artinya, mampu mengendalikan diri agar tak terpengaruh keadaan sekeliling.

Sebab kita tak sendirian, di kiri kanan banyak pula yang menembak.

Sebetulnya tak terlalu sulit membedakan kelas-kelas dalam pertandingan menembak.

Meskipun misalnya ia sering dipertandingkan secara bersamaan.

Lihat saja bentuk senjata dan jarak sasaran.

Senjata angin bentuknya lebih panjang dan sasarannya hanya berjarak 10 meter.

Sedangkan senjata api bentuknya lebih pendek, dengan sasaran berjarak antara 25-50 meter.

(Sumber: Majalah Hai tahun 1990)

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P