Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Panitia Pelaksana Asian Games 2018 Antisipasi Cyber Attack

By Nugyasa Laksamana - Jumat, 4 Mei 2018 | 12:24 WIB
Ketua Inasgoc Erick Thohir (tengah) berfoto seusai acara diskusi Tempo mengenai Asian Games 2018, di Hotel Le Meridien, Jakarta, Rabu (2/5/2018). (NUGYASA LAKSAMANA/BOLASPORT.COM)

Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (Inasgoc) melakukan rapat koordinasi dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Kamis (3/5/2018) kemarin untuk mengantisipasi serangan siber (cyber attack) saat ajang olahraga terbesar Asia tersebut berlangsung.

Erick Thohir selaku Ketua Inasgoc menyatakan, rapat itu bertujuan untuk menghindari cyber attack seperti yang terjadi pada Olimpiade Musim Dingin 2018 di Korea Selatan beberapa waktu lalu.

Rapat koordinasi, kata Erick, turut dihadiri oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Baca juga: New Zealand Open 2018 - Baru Dipasangkan, Pasangan Ganda Putri Malaysia Ini Sudah Bikin Kejutan

"Kami berkoordinasi dan membuat kesepakatan bahwa kami harus saling suport, karena memang era sekarang sudah memasuki era siber dan digital," kata Erick saat ditemui di Kantor Inasgoc, Senayan, Jakarta.

"Kami tidak mau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti cyber attack. Kemarin sempat terjadi saat pembukaan Olimpiade Musim Dingin, acaranya sampai delay satu jam. Nah, kita jangan sampai begitu," tutur pria yang juga menjabat sebagai Presiden Inter Milan itu.

Erick menuturkan bahwa Inasgoc sebetulnya sudah memiliki semacam tim siber yang terhimpun di Main Operation Center (MOC) di Kantor Inasgoc.

Ruangan MOC merupakan ruang kendali dan monitor yang dilengkapi dengan 24 layar pemantau semua kegiatan Asian Games 2018.

Namun, Erick menginginkan adanya pengamanan berlapis sehingga ajang Asian Games 2018 bisa berjalan lebih aman dan lancar.

"Terlepas dari apa yang sudah kami siapkan di MOC kami, tidak ada salahnya juga kami memiliki dua garda. Apalagi kami dibantu Badan Siber dan Sandi Negara yang notabene adalah badan resmi," tutur Erick.