Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pukulan dan tendangan pada kelas-kelas yang lebih tinggi akan lebih memiliki efek yang lebih dahsyat.
Taekwondo, sebagai salah satu cabang olahraga yang diperlombakan di Asian Games memiliki keseruan tersendiri.
Yakni semakin tinggi kelas taekwondo, maka pertandingannya pun akan semakin seru.
Hal itu sejalan dengan semakin besar kemungkinan para atletnya untuk cedera.
(Baca Juga: Hasil Lengkap dan Klasemen Pekan Pertama Grup Barat Liga 2 2018)
Ada 12 kelas yang menempatkan si atlet untuk bertanding.
Kelas-kelas itu didasarkan pada berat badan masing-masing atlet itu sendiri.
Dari kelas nyamuk (39 kg) gingga kelas berat (90 kg) ke atas.
Seperti yang ditulis majalah Hai edisi 1988, taekwondo yang berasal dari Korea mulai masuk ke Indonesia sekitar tahun 70-an.
Tendang dan Pukul
Andalan cabang bela diri ini terletak pada kekuatan tendangan dan pukulan si atlet.
Bertanding di arena seluas 6,5 x 6,5 m, atlet taekwondo memang diperbolehkan menendang maupun memukul lawan.
Untuk aturan menendang dibebaskan pada seluruh bagian tubuh kecuali bagian alat vital.
Sementara untuk pukulan tidak diperbolehkan di area dada dan perut.
(Baca Juga: Sadio Mane Bikin Juergen Klopp Gelisah Jelang Leg Kedua Semifinal Liga Champions)
Karena kebebasan ini, tak jarang atlet taekwondo sering mengalami cidera saat bertanding.
Pukulan dan tendangan pada kelas-kelas yang lebih tinggi akan lebih memiliki efek yang lebih dahsyat.
Maka dari itu, semakin tinggi dari kelas nyamuk, permainan akan semakin seru.
Selain dibedakan menurut berat badan, juga ada kelas yunior dan senior.
Pembeda lainnya adalah jenis kelamin, yakni untuk putra dan putri.