Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Para pemuja kepercayaan percaya jika pengorbanan hewan tersebut akan mendatangkan keberuntungan setelah Dewi Gadhimai terpuasakan.
Ritual tersebut dimulai pada pagi hari dengan ditandai pengorbanan lima hewan terdiri dari tikus, kambing, ayam jantan, babi dan burung dara.
Lalu, ribuan hewan digiring menuju lapangan untuk dibantai, setidaknya 6.000 kerbau dan ribuan kambing dibawa ke tempat tersebut dipenggal kepalanya.
Setelah dipenggal, kepala hewan-hewan tersebut dikubur dan bagian kulit akan dijual ke pengrajin.
Meski sudah menjadi tradisi dan dilakukan turun temurun tradisi ini mendapat kecaman dari banyak pihak, salah satunya organisasi hak-hak hewan, PETA, bahkan mereka meminta untuk menghentikan ritual tersebut.
Bahkan dalam aksinya PETA menyuarakan kampanye untuk menghentikan pembantaian massal tersebut.
"Sangat tidak layak membunuh binatang dengan mengatasnamakan agama," kaat Uttam Kafle, anggota perlindungan hak hewan kepada Reuters.
"Kami mencoba meyakinkan masyarakat bahwa mereka bisa saja melakukan pemujaan dengan cara yang damai, tanpa perlu melakukan kekejaman terhadap hewan," lanjut Uttam.
Terakhir kali ritual tersebut diselenggarakan pada 2014, hingga kini belum lagi terdengar ritual tersebut diselenggarkan. (Afif Khoirul M)