Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Helikopter Puma jenis SA330 milik TNI angkatan udara mendarat mulus pada uji coba landasan heliport yang dibangun untuk persiapan Asian Games 2018 di Komplek olahraga Jakabaring Sport City (JSC) Palembang.
Pesawat yang diterbangkan langsung dari pangkalan militer Pekanbaru ini, memulai take off untuk ujicoba pendaratan dari bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Jumat (13/4/2018).
Turut serta dalam helikopter ini Danlanud Palembang Kol PNB Easter Hariyanto, Kadispora Sumsel Ahmad Yusuf Wibowo, dan Kadishub Sumsel Nelson Firdaus.
Perjalanan dari pangkalan udara SMB II menuju kawasan JSC sendiri hanya memakan waktu tempuh 8-10 menit.
"Tadi kami coba approach dari berbagai arah dan tidak ada obstacle atau tidak ada halangan ketinggian," kata Danlanud Palembang Kolonel Easter Hariyanto dalam siaran pers yang diterima BolaSport.com.
"Kekerasan landasan juga tidak ada masalah. Tadi kami sudah mengecek dua kali landing tidak ada masalah," ujar Hariyanto.
Menurut Hariyanto, helikopter ini sehari-hari ditempatkan di skuadron 8 Atang Sendjaya Bogor ini memang sengaja dihadirkan untuk menguji kelayakan heliport di kawasan JSC.
(Baca juga: China Masters 2018 - Kalahkan Wakil Tuan Rumah, Ronald/Annisa Saufika Melaju ke Final)
"Uji coba heliport JSC juga sengaja mendatangkan helikopter berbadan besar dengan muatan berat sehingga nantinya tidak mengalami kendala saat Asian Games 2018 nanti," ujarnya.
Sementara itu, Kadispora Sumsel Ahmad Yusuf menjelaskan bahwa meski uji coba tergolong sukses dan lancar, pihaknya akan tetap memberikan sejumlah masukan usai sesi uji coba heliport ini.
"Ada masukan dari pilot tadi mengenai pohon di depan akuatik yang harus sedikit dipindah. Selain itu, juga arah penunjuk angin yang juga penempatannya mesti disesuaikan. Selain itu, tidak ada masalah," tuturnya.
Pria yang juga seorang penerjun payung aktif ini menjelaskan helikopter Puma memang sengaja dihadirkan karena hampir sama dengan jenis heli milik Presiden RI yang kemungkinan juga akan digunakan saat pelaksanaan Asian Games mendatang.
Kadishub Sumsel Nelson Fridaus menambahkan bahwa heliport ini berbeda dengan helipad.
"Kalau helipad hanya untuk pendaratan saja, sementara heliport ini memiliki berbagai kelengkapan seperti pemadam kebakaran, penunjuk arah angin serta fasilitas pendukung lainnya," kata Nelson.
Menurut Nelson, heliport ini dibangun selama 6 bulan. Proses pengerjaan heliport ini memang sedikit memerlukan pengawasan khusus karena lokasi yang digunakan sebelumnya merupakan rawa-rawa.
(Baca juga: Jadwal Semifinal China Masters 2018, Indonesia Hanya Punya 1 Wakil)
"Luasnya 30 x 30 meter, kedalamannya 24 meter. Mulai dari pemilihan lokasi serta pembangunan dilaksanakan bersama Kemenhub Pusat. Salah satu fasilitas yang sudah dimiliki heliport JSC adalah sistem HAPI (Helicopter Approach Path Indicator)," tutur Nelson.
"Sistem ini memungkinkan pilot mengetahui kemiringan meluncur yang aman dan akurat pada pendekatan akhir terhadap helipad atau heliport," ujar Nelson.
Pilot dapat dengan mudah menentukan apakah pendekatan mereka terlalu tinggi, terlalu rendah, atau benar pada kemiringan melalui kombinasi lampu merah dan hijau.
Kedepan, pihaknya juga akan mengevaluasi apakah heliport ini akan dipergunakan untuk pendaratan di malam hari.
"Kami memang baru mempersiapkan untuk pendaratan siang hari. Namun, kami juga sudah mengantipasi jika akan digunakan di malam hari," ucap Nelson.
"Kami bersyukur karena di sesi uji coba ini semuanya berjalan baik. Helikopter dengan muatan besar dapat juga masuk karena selama Asian Games, kami perkirakan banyak tamu VIP yang kemungkinan menggunakan transportasi seperti itu," tutur Nelson.
Heliport ini memang tidak sembarangan dan harus memiliki persyaratan teknis yang mesti dipenuhi. Saat ini, proses registrasinya sedang dilakukan pihak Dinas Perhubungan Sumsel.