Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Menjadi pedagang yang berjualan kaus jersey pada turnamen bola voli paling bergengsi di Indonesia memberikan pengalaman tersendiri bagi Ahmad Zuhdi.
Pemuda asal Jakarta berusia 23 tahun itu sudah berjualan jersey tim-tim elite voli sejak 2008 silam.
"Sudah 10 tahun saya jualan. Awalnya ikut ayah, tetapi sekarang karena inisiatif sendiri," kata Ahmad saat ditemui BolaSport.com dan JUARA.
Sebagai salah satu pedagang dan pendiri stand jersey yang cukup lama, Ahmad mengakui bahwa sudah kenyang dengan berbagai pengalaman.
"Sebelum namanya Proliga, saya sudah ikut. Pertama kali ikut waktu SMP dan masih berlanjut hingga sekarang," kata pria yang menjadi mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah UIN Jakarta itu.
Keikutsertaannya pada setiap pertandingan Proliga membuat Ahmad selalu pergi dari satu kota ke kota yang lain.
"Proliga kan kayak tur. Jadi, saya ikut juga berjualan dari kota ke kota," aku Ahmad.
Penggemar tim putra Palembang Bank Sumselbabel itu menyebutkan dalam berjualan ada fase naik dan turun.
Dalam berjualan, Ahmad yang merupakan anak salah satu pemain voli bernama Ubaidillah itu ternyata menjalin kerja sama dengan beberapa tim.
"Jersey yang kami jual itu original karena langsung kerja sama dengan tim," kata Ahmad.
Hingga saat ini, ada enam tim yang sudah bekerja sama dengan Ahmad yakni Palembang Bank Sumselbabel (putra), Jakarta PGN Popsivo Polwan (putri), Jakarta BNI Taplus (putra dan putri), dan Elektrik PLN (putra dan putri).
(Baca juga: Hadapi Inggris pada Semifinal Commonwealth Games 2018, Siapa Ganda Campuran yang Diturunkan?)
"Kalau tidak kerja sama, kami tidak berani buat kausnya," ujar Ahmad.
Jersey yang dijual oleh toko "Bharata" milik Ahmad harganya bervariasi.
"Kalau yang original beli cuma kausnya saja, harganya Rp 200.000. Kalau beli satu stel harganya Rp 300.000," ucap Ahmad.