Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Profil Projo Waseso: Cemoohan yang Berbuah Kemenangan

By Yakub Pryatama - Senin, 12 Maret 2018 | 10:30 WIB
Pebalap sepeda Timnas Indonesia, Projo Waseso, meraih podium kedua pada gelaran Tour De Indonesia 2018 etape pertama, Prambanan-Ngawi, dengan jarak tempuh 124,7 kilometer, Kamis(25/01/2018). (FERNANDO RANDY/BOLA/BOLASPORT.COM)

 Projo Waseso awalnya diajak sang ayah untuk mengayuh sepeda kecilnya ke alun-alun Sidoarjo. Setiap hari sebelum sekolah bahkan hingga larut malam, ayah dan anak tersebut tak lepas menunggangi sepeda.

Sepeda telah menjadi bagian hidup Projo. Di mana ada sepeda disitu ada Projo.

Sang ayah yang melihat bakat dalam diri Projo kemudian mengarahkan dia untuk menjadi atlet saat berusia 16 tahun.

Projo memang kadung jatuh cinta dengan sepeda. Sempat difokuskan mendalami sepak bola dan voli, Projo menolak.

Bahkan, banyak saudara-saudaranya yang tak setuju dengan keinginan Projo yang ingin berprofesi sebagai atlet.

Baca juga: Insiden Berdarah Warnai Laga Final Ganda Putra German Open 2018

“Saya diceramahin oleh saudara-saudara sendiri karena ingin menjadi atlet. Akhirnya ayah saya berani mengeluarkan keputusan dengan mengizinkan saya menjadi atlet sepeda,” ujar pria asal Sidoarjo tersebut.

Langkahnya menapaki jejak sebagai atlet tak semudah membalikkan telapak tangan. Prestasi Projo yang terus menanjak bersama klubnya Araya Sidoarjo malah menjadi bumerang untuk dirinya.

Ia sering mendapat cemoohan dari teman-temannya di SMA bahkan hingga pebalap-pebalap yang bersaing dengan Projo ikut memperolok Projo.

Namun, Projo tak pernah melihat hal tersebut sebagai masalah. Ia justru menjadikan hinaan itu menjadi hasil positif,