Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Setelah 24 tahun tunggal putra mengalami paceklik gelar pada All England, Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) berambisi untuk mengakhiri tidur panjang tersebut.
Tercatat, nama Hariyanto Arbi menjadi tunggal putra Indonesia yang kali terakhir sukses membawa pulang gelar All England.
Pria yang dijuluki smash 100 watt ini berhasil back to back mengukir gelar pada 1993 dan 1994.
Saat itu, prestasi tunggal putra pada saat itu terbilang sangat luar biasa dan mampu mendominasi setelah tercipta all Indonesian final selama dua tahun berturut-turut.
Pada 1993, Hariyanto harus berusaha keras hingga bermain tiga gim melawan Joko Suprianto, dengan skor 15-7, 4-15, 15-11.
Di tahun berikutnya, Hariyanto yang masih on fire, mengandaskan permainan Ardy Wiranata, dengan skor akhir 15-12, 17-14.
Hariyanto seakan ingin memperlihatkan dominasinya sebagai tumpuan pendulang emas Merah Putih saat itu.
Jika melihat fakta tersebut, sudah sepantasnya jika Indonesia rindu dengan kedigdayaan tunggal putra Indonesia di All England.
Sang juara terakhir pun menilai, tim tunggal putra yang saat ini berisikan, Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, dan Ihsan Maulana Mustofa, sudah sanggup tampil menjanjikan.
(Baca juga: German Open 2018 - Ini Kata Vita Marissa soal Kekalahan Hafiz/Gloria)
"Jika ingin menjadi tumpuan asa, mereka wajib latihan intens dan terus perbaiki pola permainan saat dikalahkan lawan. Mental bertanding ketiga pebulu tangkis tunggal putra Indonesia saat ini juga wajib terus diasah," ujar Hariyanto kepada JUARA.
Pada All England 2018 yang digelar di Arena Birmingham, Birmingham, Inggris, 14-18 Maret, pebulu tangkis tunggal andalan Indonesia, Anthony harus langsung berjibaku dengan Tommy Sugiarto pada babak utama.
Adapun rekannya sesama di pelatnas, Jonatan, harus mengalahkan wakil asal Hong Kong, Wong Wing Ki Vincent, agar bisa melanjutkan kiprah dan berstatus sebagai tumpuan asa di All England.
"Melihat dari hasil Indonesia Masters 2018, para pemain tunggal putra, terutama Anthony memiliki modal kuat untuk bisa masuk kejajaran elite dunia," kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PBSI Susy Susanti, saat ditemui di Cipayung, Jakarta beberapa waktu lalu.
"Caranya? Ia harus bisa menampilkan permainan konsisten dan membawa gelar juara All England tentunya," tutur Susy.
Renovasi asrama
Meski sedang fokus berlatih untuk mengikuti berbagai turnamen terdekat, pihak PBSI, meminta para penghuni Cipayung untuk pindah sementara ke beberapa guest house yang telah disiapkan dan Wisma Ancora yang masih terletak di Cipayung.
(Baca juga: Eng Hian Jelaskan tentang Bongkar Pasang di Sektor Ganda Putri Indonesia)
Pasalnya, PBSI akan merenovasi sejumlah bangunan yang ada di area pelatnas Cipayung.
"Proses renovasi akan memakan waktu 3-4 bulan. Tak hanya asrama putra dan putri, perbaikan juga akan dilakukan di area dapur, dan pos satpam," ujar Susy.
Susy menambahkan bahwa adanya renovasi berdampak pada jadwal latihan. Pemain pratama yang biasa berlatih pukul 06.00 WIB bakal dipindah menjadi pukul 07.00 WIB.