Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Federasi Bulutangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF) baru saja mengeluarkan sejumlah aturan baru, salah satunya adalah penetapan batasan tinggi servis tiap pemain menjadi 115 cm.
Sebelumnya, tinggi servis disesuaikan dengan dengan antropometri tubuh masing-masing yaitu di rusuk terbawah.
Aturan batasan tinggi servis ini mengharuskan saat pertemuan shuttlecock dan kepala raket (impact), tidak boleh lebih tinggi dari 115 cm.
Ketentuan ini rencananya mulai dicoba pada kejuaraan All England 2018 BWF World Tour Super 1000 yang akan berlangsung 14-18 Maret mendatang.
Guna mempersiapkan para atlet, PBSI telah memulai latihan servis menggunakan alat pengukur tinggi servis.
(Baca juga: BAM Jalin Kerja Sama dengan Komisi Anti Korupsi Malaysia untuk Berantas Pengaturan Skor dalam Olahraga)
Pada Jumat (23/2/2018), sebanyak tiga wasit bersertifikat BWF didatangkan khusus untuk memberi arahan dan masukan kepada para atlet mengenai aturan baru in.
Salah satunya adalah Edy Rufianto yang telah malang melintang bertugas sebagai wasit dan hakim servis di berbagai turnamen internasional.
"Bisa saja sebelum servis, shuttlecock posisinya di bawah. Tapi saat impact, tangannya ke atas waktu mau memukul kebawah lagi. Ini mungkin terjadi, seperti servis Christinna Pedersen, (Denmark)," ucap Edy.
Edy mengatakan bahwa ada pemain tertentu yang merasa dirugikan dengan aturan lama.
(Baca juga: Proses Pengadaan Barang Jadi Sorotan Inapgoc Jelang Asian Para Games 2018)