Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Perusahaan peralatan olahraga, Apacs, telah mengonfirmasi bahwa dua pemain bulu tangkis profesional telah dihentikan sementara oleh Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF).
Dua pemain yang belum diketahui identitasnya tersebut disponsori oleh Apacs dan kini sedang dalam proses investigasi terkait pengaturan skor pertandingan.
Manajer Apacs Malaysia, Jabbery Lim, mengatakan kepada media setempat bahwa pihaknya telah diberi tahu tentang masalah ini, tetapi hanya akan mengambil tindakan yang diperlukan setelah putusan dari BWF.
"Kami sudah tahu tentang ini, tetapi kami akan membiarkan BWF menyelesaikan penyelidikan mereka terlebih dahulu. Kami akan mengambil tindakan lebih lanjut setelah keputusan BWF," kata Lim dikutip BolaSport.com dari Badminton Planet.
(Baca Juga: Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia Masih Tunggu Konfirmasi Tan Boon Heong)
"Untuk saat ini, mereka masih pemain yang disponsori oleh Apcs," ujar Lim.
Meskipun Lim tidak mengungkapkan nama-nama pemain yang terlibat, namun diketahui bahwa di antara pemain profesional Malaysia yang disponsori oleh Apcs adalah seperti mantan juara dunia 2011, Zulfadli Zulkiffli, Tan Chun Seang, Lim Khim Wah dan Nur Azryn Ayub.
Lim menambahi akan menghentikan sponsorship dengan dua pemain jika mereka dinyatakan bersalah.
"Jika mereka dilarang bermain seumur hidup dan tidak bisa lagi bermain bulu tangkis, maka kami akan mengakhiri sponsor. Ini karena mereka tidak bisa lagi mempromosikan brand kami di level internasional," kata Lim.
Malaysia digemparkan dengan sebuah laporan ekslusif pada Selasa (14/2/2018), tentang pemain bulu tangkis independen sedang diselidiki oleh BWF karena melakukan kecurangan pengaturan skor pertandingan.
(Baca Juga: Selain Lolos ke Putaran Final Piala Uber 2018, Ternyata Tim Putri Indonesia Cetak Sejarah Ini)
Ini adalah pertama kalinya pemain Malaysia terlibat dalam investigasi BWF.
Setiap pemain yang terbukti bersalah akan dikenai larangan bermain seumur hidup.
Selanjutnya, dua pemain yang diduga bersalah, akan menjalani sidang di Singapura, 26 dan 27 Februari 2018.