Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sejak awal Januari 2018, timnas angkat besi telah memulai pelatnas Asian Games 2018 di Markas Komando Pasukan Marinir II, Jakarta Pusat.
Selain untuk Asian Games 2018, Dirja Wihardja, manajer pelatnas, mengatakan juga digelar pelatnas untuk Olimpiade Tokyo 2020.
Sejauh ini, kebutuhan vitamin dan gizi pelatnas masih ditunjang PABBSI (Persatuan Angkat Besi dan Berat Seluruh Indonesia).
Meski demikian, Dirja Wihardja optimistis pekan depan pemerintah sudah memberikan bantuan nyata dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
(Baca Juga: Hanya Butuh 3 Peluang bagi Henrikh Mkhitaryan untuk Catatkan 3 Assist)
“Pelatnas kali ini sudah dilengkapi dengan banyak tim pendukung. Mudah-mudahan minggu depan dana vitamin dan gizi sudah ditransfer karena kabarnya enam cabang lain sudah ditransfer,” ujar Dirja.
Menjelang pelaksanaan test event angkat besi Asian Games 2018 di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, 11-12 Februari 2018, timnas fokus mengevaluasi kelemahan masing-masing lifter.
“Kami memiliki data kelemahan yang masih menjadi PR bagi para atlet. Tiap atlet membenahi kelemahannya masing-masing. Khususnya Sri Wahyuni, yang naik kelas dari 48 ke 53 kg,” kata Dirja lagi.
Setiap hari hingga tanggal 10 Februari 2018, sebanyak 11 lifter nasional berlatih sekitar dua jam per hari.
Meski demikian, Dirja Wihardja memastikan lifter-lifternya tak diwajibkan membawa kemenangan di kejuaraan pekan depan.