Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Partisipasi petenis putra Serbia, Novak Djokovic, pada turnamen Australia Terbuka 2018 yang berlangsung di Melbourne Park ternyata turut diiringi kabar miring.
Djokovic, yang menjabat sebagai Presiden Dewan Petenis ATP, bersama sejumlah petenis putra lainnya, dirumorkan berencana memboikot Australia Terbuka tahun depan.
Berdasarkan pemberitaan berbagai media, Djokovic ingin melakukan boikot karena tak sepakat dengan kesetaraan nilai hadiah uang antara petenis tunggal putra dan putri pada ajang Grand Slam.
(Baca juga: Roger Federer Belum Memikirkan untuk Pensiun meski Sudah Berusia 36 Tahun)
Kabar tersebut langsung dibantah oleh Djokovic. Dia mengakui memang ada pertemuan dengan sejumlah petenis tunggal putra, tetapi sama sekali tak membahas soal jumlah hadiah uang.
"Saya melihat bahwa Anda telah menggambarkan saya sebagai orang yang sangat serakah, meminta lebih banyak uang dan ingin melakukan pemboikotan," kata Djokovic yang dilansir dari Deutsche Welle, Selasa (16/1/2018).
"Apa yang sebenarnya terjadi adalah kami hanya membicarakan topik tertentu. Saya tak berpikir ada yang tidak sehat mengenai hal tersebut," tutur dia menambahkan.
Pada Australia Terbuka 2018, jumlah hadiah pemenang antara petenis tunggal putra dan putri memang sama, yakni 3 juta dolar AS atau Rp 40 miliar.
Petenis tunggal putra asal Jerman, Alexander Zverev, turut dikonfirmasi mengenai rumor soal rencana pemboikotan yang akan dilakukan Djokovic dkk. Namun, Zverev enggan berbicara secara gamblang karena merasa tak berhak untuk berkomentar tentang hal tersebut.
(Baca juga: Australian Open 2018 - Novak Djokovic Turut Melangkah ke Babak Kedua)