Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Eng Hian: Nitya Krishinda Tinggal Hilangkan Trauma

By Yakub Pryatama - Senin, 15 Januari 2018 | 15:21 WIB
Pasangan ganda putri Indonesia, Yulfira Barkah/Nitya Krishinda Maheswari, mengembalikan kok ke arah Kim Hye-rin/Lee So-he (Korea Selatan) pada babak pertama Hong Kong Terbuka yang berlangsung di Hong Kong Coliseum, Rabu (22/11/2017). (BADMINTON INDONESIA)

Skuat ganda putri nasional Indonesia kembali diperkuat pemain andalan, Nitya Krishinda Maheswari. Sempat didera cedera lutut kanan berkepanjangan dan membuat tim ganda putri limbung di awal tahun, kehadiran Nitya memang dirindukan.

Nitya resmi memulai petualangan baru bersama Yulfira Barkah saat mengikuti nomor pertandingan ganda putri pada turnamen USM Flypower International Challenge di Semarang, Jawa Tengah, Oktober 2017. Langkah Nitya/Yulfira di sana mentok pada babak perempat final. 

Meski belum memperlihatkan potensi terbaiknya saat melakukan comeback, Nitya diharapkan bisa kembali ke top performa dalam tiga bulan mendatang.

Menurut pelatih kepala ganda putri, Eng Hian, pemain yang sempat bertandem dengan Greysia Polii itu tinggal menghilangkan trauma agar bisa tampil maksimal.

(Baca juga: Selain Bulu Tangkis, Juara All England Open 2016 Ini Ingin Sekali Melakoni Olahraga Menembak)

“Tentunya saya akan menunggu Nitya untuk bisa kembali ke peak performance ya. Dia kan pemain level dunia, saya harap dia terus meningkatkan level permainannya,” ujar Eng Hian kepada JUARA.net.

Sementara itu, Eng Hian mengaku akan melakukan perombakan komposisi pemain ganda putri. Ia berencana akan mengevaluasi anak asuhnya itu setelah ajang Thailand Masters, Malaysia Masters, Indonesia Masters, dan India Terbuka.

 “Iya, bakal ada perubahan komposisi di skuat ganda putri. Namun, saya sengaja tak memberitahu para pemain agar mereka bisa fokus bertanding,” ucap Eng Hian.

Hingga turnamen Thailand Masters 2018 tuntas, pencapaian terbaik yang dicatat tim ganda putri nasional ialah menembus babak final. Pasangan Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani menyelesaikan turnamen di Nimibutr Stadium, Bangkok, itu dengan menjadi runner-up.

Adapun, langkah Nitya/Yulfira terhenti pada babak kedua. Mereka kalah dari pasangan unggulan ketiga asal Malaysia, Chow Mei Kuan/Lee Meng Yean, 18-21, 21-15, 7-21.

 

Kecepatan motor untuk kelas MotoGP telah mengalami peningkatan pesat, terlebih semenjak perubahan regulasi dari motor bermesin 500cc, 800cc hingga yang digunakan saat ini, 1000cc. Sejauh ini, rekor kecepatan tertinggi yang pernah dicapai pebalap MotoGP dibukukan Andrea Iannone saat masih membalap untuk tim Ducati. Rekor tersebut dicatat Iannone saat melakoni balapan GP Italia pada musim 2016. Kala itu, Iannone memacu motornya hingga kecepatan maksimal 354,9 kilometer per jam (km/h). Jika dibandingkan dengan edisi terakhir pada era mesin 800cc, ada peningkatan kecepatan motor sebesar 19 km/h. MotoGP 2018 akan mulai pada bulan Maret, Akankah kecepatan pebalap akan meningkat di 2018? #motogp #dorna #topspeed #ducati #honda #yamaha #ktm #suzuki #aprilia #motogp2018

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on