Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat, Binaraga, dan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABBSI) mengaku tak mau ambil pusing dengan pemangkasan anggaran oleh tim verifikasi Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI).
Sikap ini berbeda dengan beberapa induk cabang olahraga (cabor) lain yang menyatakan keberatan terkait kebijakan pembagian anggaran untuk Asian Games (AG) 2018 di Jakarta-Palembang, 18 Agustus-2 September mendatang.
PB PABBSI tak ingin menyia-nyiakan waktu persiapan. Apalagi, saat ini waktu yang tersisa hanya tujuh bulan.
Ketua Umum PB PABBSI Rosan Perkasa Roeslani mengatakan kubunya tak ingin hilang arah dan fokus untuk memperjuangkan satu medali emas yang diharapkan pemerintah.
“Kami tak semata-mata hanya berharap anggaran dari pemerintah. Kami itu pejuang, jadi kami akan perjuangkan dan maksimalkan apa yang sudah diberi oleh pemerintah,” tutur Rosan belum lama ini.
(Baca juga: Satu Lagi Murid Valentino Rossi Akan Tampil pada MotoGP Musim Depan)
Senada dengan Rosan, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PABBSI, Alamsyah Wijaya, juga mengatakan bahwa pemangkasan anggaran berdampak pada kebutuhan training camp (TC) dan try out (TO) yang sudah disiapkan sebelumnya.
Dari usulan anggaran yang diberikan PABBSI sekitar Rp 17 miliar, tim verifikasi hanya merekomendasikan sekitar Rp 8 miliar.
Alamsyah tak mau ambil pusing. Dia membuat langkah berani dengan memangkas waktu TC akibat anggaran yang tak sesuai.
Rencananya, Eko Yuli Irawan dkk. akan digembleng di Korea atau China pada Juli mendatang.
(Baca juga: Anthony Joshua: Setelah Saya Mengalahkan Parker, Saya Tidak Akan Menjabat Tangannya)
“Kami akan melakukan TC sebanyak dua kali. Jika anggaran dana sudah tak bisa diganggu gugat, ya kita harus cari cara agar atlet tetap bisa TC, yaitu dengan memangkas waktu TC tersebut,” tutur Alamsyah.
Yakin Dua Emas
Sementara itu, Manajer PB PABBSI Dirdja Wihardja mengatakan bahwa pemusatan latihan nasional (pelatnas) tetap berlangsung seperti biasa di Mako Marinir. Ia yakin jika timnya bisa mencuri dua emas pada ajang empat tahunan tersebut.
“Tiga atlet dari China dan Kazakhstan tak bisa ikut serta di AG lantaran terbukti mengonsumsi doping saat Olimpiade London 2012. Namun, Korea Utara patut kami perhatikan pergerakannya,” ujar Dirdja.
Dirdja menilai dua lifter andalan Indonesia, yaitu Eko (kelas 62 kg) dan Sri Wahyuni Agustiani (kelas 48 kg), yang juga termasuk sebagai atlet elite internasional bakal disiapkan untuk mendapatkan emas di AG mendatang.