Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Keputusan Casey Stoner untuk pensiun dari ajang balap MotoGP dinilai jurnalis otomotif senior Italia, Maurizio Bruscolini, sudah tepat. Menurut Bruscolini, Stoner mendapat perlakuan kurang baik dari para jurnalis saat masih aktif membalap.
"Casey Stoner pergi, membanting pintu setelah rezim wartawan memberinya semua 'warna'," kata Bruscolini yang dikutip dari Tuttomotoriweb.
"Dia sudah lenyap karena menurutnya di MotoGP yang terbaik bukan pemenang, tetapi secara politis lebih kuat. Menurut saya dia melakukan keputusan bagus untuk memancing (pensiun)," ujar Bruscolini lagi.
Pebalap berkebangsaan Australia tersebut sejauh ini merupakan pebalap yang mampu menjadi juara dunia bersama motor Ducati. Stoner kemudian berhasil menjadi juara dunia MotoGP bersama pabrikan lain, Honda, pada tahun pertamanya (2011).
Namun, pada Mei 2012, Stoner mengumumkan bahwa tahun tersebut menjadi musim terakhirnya berkompetisi pada kelas premier.
Baca juga:
Stoner pernah mengatakan salah satu alasan dia pensiun cepat karena sudah tidak mencintai MotoGP dan kehilangan rasa hormat dari orang-orang di sekitar MotoGP.
"Saya hanya tidak cinta lagi dengan olahraga ini. Kami kehilangan rasa hormat dari banyak orang di sekitar olahraga ini, dan saya tidak suka dengan arahnya," kata Casey Stoner pada Januari 2013.
Kematian Marco Simoncelli pada 2011 juga menjadi salah satu penyebab Stoner enggan melanjutkan kariernya pada MotoGP meski usianya kala itu masih 27 tahun.
"Kami sudah kehilangan seorang pebalap beberapa tahun lalu (Marco Simoncelli) dan dalam sebulan, tampaknya seperti tidak pernah ada yang terjadi. Kami menjadi boneka di olahraga ini dan tidak ada yang bisa dilakukan dengan balapan," kata dia lagi.