Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Diskusi terkait kegagalan Sebastian Vettel menjadi juara dunia Formula 1 (F1) 2017 terus bergulir meski musim balap tersebut sudah resmi berakhir pada 26 November lalu.
Pebalap Ferrari asal Jerman itu gagal merengkuh gelar juara dunia F1 2017 setelah hanya bisa mengumpulkan 317 poin pada akhir musim. Jumlah itu terpaut 46 poin dari pebalap Mercedes, Lewis Hamilton, yang kemudian menjadi kampiun dunia.
Ada beberapa alasan kenapa Vettel gagal menuntaskan misinya pada musim lalu. Salah satu yang paling sering diangkat ialah emosinya.
Hal ini memang beberapa kali ditampilkan Vettel.
Pertama, pada GP Azerbaijan yang berlangsung di Sirkuit Baku, 25 Juni 2017. Kedua, pada GP Singapura yang digelar di Sirkuit Jalan Raya Marina Bay, 17 September 2017.
Baca juga:
Meski sudah banyak pihak yang menyepakati dua insiden tersebut sebagai kesalahan besar Vettel pada musim lalu, sang pebalap menolak mengiyakan.
Menurut pebalap yang akrab disapa Seba itu, kesalahan besar yang dibuatnya pada musim lalu hanyalah insiden di Baku.
"Satu-satunya kejadian ketika saya betul-betul merusak rencana adalah insiden Baku, yang sebetulnya tidak perlu. Kami kehilangan beberapa poin di sana," ucap Vettel yang dilansir dari BBC.
"Apakah itu akan memberi perbedaan? Saya pikir tidak. Saya memang mengecewakan tim dan kami tidak meraih hasil apa-apa dari insiden itu, namun di luar hal tersebut, kami memiliki tahun yang sangat kuat," kata Vettel lagi.