Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pernah Ikuti Proliga, Pebola Voli asal Brasil Ini Ingin Perkuat Timnas Putri pada Olimpiade 2020

By Ardhianto Wahyu Indraputra - Jumat, 22 Desember 2017 | 14:06 WIB
Perbandingan rupa altet voli transgender, Tiffany Abreu (kanan) dengan Rodrigo de Pereira de Abreu. (INFOBAE.COM)

Pebola voli asal Brasil, Tiffany Abreu, berniat menembus tim nasional putri agar dapat tampil pada Olimpiade musim panas Tokyo 2020.

Meski begitu, perjuangannya tidak hanya lewat penampilan di lapangan saja karena merupakan seorang transgender.

Tiffany dulunya menyandang nama Rodrigo de Pereira de Abreu saat masih menjadi seorang pria.

Dia bahkan telah malang melintang di berbagi kompetisi bola voli di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Rodrigo sempat membela tim Semarang Bank Jateng yang menjadi runner-up pada ajang Proliga 2012.


Atlet voli transgender, Tiffany Abreu.(WORLDOFVOLLEY.COM)

Akan tetapi, di tahun yang sama, Rodrigo memutuskan untuk menjadi seorang perempuan lewat operasi transgender dan mengambil nama baru, Tiffany.

"Saya mengambil setiap langkah yang diperlukan setelah agen saya mengatakan kalau saya boleh bermain bersama tim perempuan," kata Tiffany Abreu.

"Saya mengikuti peraturannya, bukan sekadar berkata saya atlet transgender dan ingin bermain," ujar Abreu.

Seperti dikutip JUARA.net dari CBS Sport, setelah proses perubahan jenis kelaminnya selesai, Abreu mendapat ijin dari Federasi Bola Voli Dunia untuk bermain di tim putri pada 2017.

Abreu menjadi pemain transgender pertama yang berkompetisi di kasta tertinggi liga voli putri

Pada penampilan debutnya di pekan ini, Abreu tampil bagus dan menjadi MVP (pemain terbaik) pada pertandingan profesional pertamanya sebagai perempuan.

Pelatih tim nasional Brasil, Jose Roberto Guimaraes, membuka peluang baginya untuk bisa tampil pada ajang Olimpiade berikutnya.

"Tiffany secara legal boleh bermain di Superliga. Saya tidak melihat ada masalah kalau memanggilnya ke tim nasional," kata Guimaraes.

Berdasarkan regulasi yang dikeluarkan Komite Olimpiade Internasional  (IOV) pada 2016, seorang atlet transgender diperbolehkan tampil pada Olimpiade dan event internasional lain tanpa harus melalui operasi perubahan kelamin.

Akan tetapi, jalan yang dilaluinya bukannya tanpa halangan.

Salah satu pemain tim nasional Brasl, Ana Paula Henkel, mengkritik rencana bergabungnya Abreu bersama mereka.

"Kebanyakan pemain tidak menganggap adil bagi transgender untuk bermain melawan wanita dan tubuh Abreu dibangun dengan hormon testosteron seumur hidupnya," kata Henkel melalui akun twitternya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P