Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Chris Froome Di antara Asma, dan Doping

By Aprelia Wulansari - Jumat, 22 Desember 2017 | 11:43 WIB
Chris Froome Mencium Piala Tour De France 2017

Lomba balap sepeda adalah salah satu turnamen yang menguras tenaga dan pikiran. Kapasitas seorang pebalap sepeda dinilai dan disorot. Ya, sorotan dari sisi prestasi dan pertanyaan apakah mereka bersih dari doping.

Bahkan, seorang Christopher Froome atau yang dikenal dengan Chris Froome (Inggris Raya) menyadari hal tersebut.

Pebalap tim Sky ini tahu bahwa publik meragukan kebersihan dari olahraga yang digelutinya itu.

"Masyarakat akan selalu curiga karena sejarah di balap sepeda. Saya paham itu dan mereka berhak seperti itu," ucap peraih empat gelar Tour de France ini kepada The Times of London pada awal 2017.

Pernyataan pebalap Inggris itu sangat wajar. Pasalnya, kasus doping di balap sepeda memang cukup banyak, seperti Festina Affair dan kasus Lance Armstrong.

Kini, Chris Froome yang menjadi sorotan karena hasil sampel tes urine miliknya menunjukkan kadar salbutamol di atas batas WADA (Badan Anti Doping Dunia).

Sampel urine yang diambil ketika Froome tampil di Vuelta a Espana 2017 pada September itu menunjukkan kadar salbutamol sebesar 2.000 nanogram per mililiter. Padahal, batas  salbutamol yang diperbolehkan dalam sampel urine adalah 1.000 nanogram per mililiter.

(Baca juga: Saina Nehwal: Aturan Baru BWF Pengaruhi Kebugaran Pemain)

Salbutamol digunakan untuk meningkatkan kapasitas paru-paru bagi pengidap asma.

Froome memang mengidap asma dan mengaku menggunakan obat untuk mengobati penyakitnya itu selama lomba. Seperti dilansir The Guardian, pebalap sepeda berusia 32 tahun itu yakin bahwa dia tak melanggar aturan apa pun.