Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Semakin Menyatu dengan Olahraga Melalui Asian Youth Para Games

By Yakub Pryatama - Rabu, 20 Desember 2017 | 18:35 WIB
Sejumlah pelatih olahraga disabilitas mengikuti pelatihan untuk meningkat prestasi atlet Indonesia pada Asian Para Games 2018, di Hotel Ambhara Blok M, Jakarta, pada 5-9 Desember 2017. (Kemenpora)

Tidak ada batasan untuk menggapai sesuatu. Mungkin, itulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan festival olahraga untuk para atlet muda disabilitas terbesar se-Asia yaitu Asian Youth Para Games.

Ajang yang dibuat untuk membuktikan bahwa siapa pun bisa mengharumkan dan membanggakan negaranya melalui olahraga itu awalnya diadakan oleh organisasi FESPIC pada 1975 di Oita, Jepang.

Sebanyak 42 negara Asia turut melibatkan diri untuk menjadi yang terbaik.

Namun, kategori usia remaja pada saat itu belum terjadwalkan. Seiring berjalannya waktu, FESPIC akhirnya menginisiasikan ajang FESPIC Youth Games yang diselenggarakan di Hong Kong, 23-27 September 2003.

Hong Kong menjadi satu-satunya negara yang menyelenggarakan Olimpiade Pemuda FESPIC karena pada 2006 FESPIC secara resmi tidak lagi beroperasi. 

Sejak saat itu, negara-negara Asia kembali mengadakan ajang  yang bertujuan menyediakan wadah untuk mempererat tali persaudaraan penyandang disabilitas se-Asia dengan membuat Kejuaraan Asian Youth Para Games 2009, Tokyo, Jepang.

Memasuki penyelenggaraan ketiga,Dubai, Uni Emirat Arab, ditunjuk sebagai tuan rumah ajang multi-event yang diadakan empat tahun sekali tersebut.

Di malam pembukaan tepatnya pada 10 Desember, stadion atletik khusus peyandang disabilitas, yaitu Dubai Club for People of Determination dipenuhi oleh 800 atlet dari berbagai cabang olahraga bersatu dan mengelilingi trek lari stadion.

"Kami ingin penghalang antara disabilitas dan masyarakat pada umumnya dihilangkan, karena melalui olahraga semua bisa melebur menjadi satu," ucap Presiden Komite Paralimpik Asia, Majid Rashed.