Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kelihatannya berlebihan, tapi kenapa tidak dicoba? Usia muda adalah modal utama pebalap Indonesia, Galang Hendra Pratama, untuk fokus pada Kejuaraan Dunia Supersport 300 (WorldSSP 300) dan kemudian menaklukkannya.
Penulis: Arief Kurniawan
Tahun ini, pebalap berusia 18 tahun itu mengikuti dua ajang WorldSSP 300 sebagai wild card. Pertama di Portimao, Portugal, dan kedua di Jerez, Spanyol.
Di Portimao, Galang mengalami kendala teknis sehingga tak bisa tampil maksimal. Namun, di Jerez, 22 Oktober lalu, dia membuat dunia tercengang.
Pebalap asal Yogyakarta ini bergumul dengan sejumlah pebalap di hampir sepanjang balapan. Pada lap terakhir, terjadi pertarungan sengit sehingga belum jelas siapa yang akan menang.
Galang akhirnya melakukan sprint menawan untuk memenangi balapan terakhir WorldSSP 300 pada 2017 itu. Semua situs balap internasional menyebut kemenangan Galang itu sebagai hal sensasional.
Mungkin yang banyak ditulis adalah dia mengalahkan pebalap Belanda, Scott Deroue. Namun, sesungguhnya Galang total mengalahkan tiga pebalap dengan selisih sangat tipis yakni Deroue (0,026 detik), lalu Alfonso Copolla (0,038), dan Marc Garcia (0,113).
Tiga pebalap yang dikalahkan Galang itu bukan sembarangan. Mereka adalah peringkat satu, dua, dan tiga WorldSSP 300 tahun ini.
Garcia akhirnya jadi juara dunia, unggul satu poin atas Copolla. Sementara Deroue ada di peringkat tiga. Di situlah bumbu sensasional lainnya.
Karenanya, keputusan untuk membuat Galang fokus di ajang WorldSSP 300 tahun depan adalah tepat.
"Betul, saya sangat senang karena tahun depan bisa fokus di Supersport 300," kata pebalap yang didukung penuh Yamaha Indonesia itu.
Musim ini, Galang ambil bagian pada Asian Road Racing Championship (ARRC) nomor Asian Production 250cc.
Saat ini, Galang berada di peringkat lima, di mana pebalap Indonesia lain, Gerry Salim, memimpin klasemen. WorldSSP 300 sendiri adalah ajang Galang mencari pengalaman.
Karena datang sebagai wild card, tentu saja Galang belum hafal kondisi sirkuit yang ada.
"Saya bukan hanya pertama kali di Jerez, baru balapan dua kali di Eropa, ditambah Portimao," katanya.
Apalagi, Jerez terkenal sebagai sirkuit yang selalu menyajikan cuaca panas. Galang mengaku sangat merasakan panas itu di sepanjang balapan.
Mengingat semua kondisi yang ada, kemenangan Galang jadi terasa spesial. Musim depan, ajang WorldSSP 300 bakal digelar sebanyak delapan seri.
Dimulai di Aragon, Spanyol, pada bulan April dan berakhir pada September di Magny-Cours, Prancis.
Jerez, sirkuit yang membuat nama Galang mendunia, tidak masuk dalam kalender balapan.