Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kabut duka kembali menyelimuti dunia olahraga Indonesia atas berpulangnya atlet kebanggaan di masanya, Ardiansyah.
Pada Sabtu (28/10/2017), Tuhan memanggil sang Grand Master Catur Indonesia kembali ke pangkuan-Nya.
Mungkin tak banyak pemuda zaman sekarang yang mengenal nama Ardiansyah.
Berita duka. Innalillahi Wa Innalillahi Roji'un. RIP Grandmaster H. Ardiansyah 28 Oktober 2017 pukul 11.15 WIB.... https://t.co/T4jQaqCm8C
— PB.PERCASI (@PBPERCASI) October 28, 2017
Lahir dan besar di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Ardiansyahkemudian hijrah ke ibukota untuk mengadu nasib dan mengikuti kejuaraan catur nasional di Jakarta 1968.
Ardiansyah pun sempat berpindah-pindah dan memperkuat tim catur beberapa daerah seperti Kalimantan Selatan dan Jawa Tengah sebelum akhirnya kembali lagi ke ibukota Jakarta.
Pecatur kelahiran Banjarmasin, Kalimantan Selatan, tersebut sukses membawa harum nama Indonesia di berbagai turnamen catur internasional.
Ardiansyah mendapat gelar Grand Master saat berlaga di Olimpiade Catur di Lucerne, Swiss, pada tahun 1982.
Hingga menjelang akhir hayat, Ardiansyah masih wara-wiri di turnamen catur nasional.
Kejuaraan Piala Jaksa Agung (Jatim) pada Juli 2017 di Surabaya menjadi turnamen terakhir sang Grand Master sebelum berjuang keras melawan kanker hati yang menggerogoti tubuhnya di usia senja.
Lantai 4 rumah susun di daerah Klender, Jakarta Timur, pun menjadi saksi perjalanan hidup Ardiansyah hingga tutup usia pada Sabtu (28/10/2017).
Kini, Indonesia tak lagi memiliki Abah Ardiansyah, sang Grand Master yang terlupa oleh masa.
Selamat jalan, kebanggaan Indonesia...