Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kisah Darmiyanto, Kakek 82 Tahun yang Ingin Berlari Hingga Akhir Hayat

By Nugyasa Laksamana - Selasa, 31 Oktober 2017 | 11:18 WIB
Pelari veteran berusia 82 tahun, Darmiyanto, mendapatkan penghargaan sebagai atlet inspiratif dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) pada acara yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (30/10/2017). (NUGYASA LAKSAMANA/BOLASPORT.COM)

 Sosok lelaki lanjut usia dengan jaket dan celana merah tampak hadir dalam acara penghargaan atlet yang diselenggarakan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (30/10/2017).

Dia adalah Darmiyanto, tukang becak berusia 82 tahun yang belakangan mencuat karena akan diikutsertakan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada kejuaraan lari veteran di Cile.

Sekilas, fisik Darmiyanto memang terlihat renta. Rambutnya penuh dengan uban dan tak ada lagi gigi yang tampak kala ia tersenyum.

Namun, matanya memancarkan semangat yang begitu luar biasa. Usia senja tak menghalanginya untuk terus berlari demi mengharumkan nama Indonesia.

"Semua itu berkat Allah SWT. Sampai sekarang saya masih diberi napas dan umur panjang," kata Darmiyanto.

Baca juga:

"Orang sehat itu kuncinya nggak pernah marah dan harus bersyukur. Semua dibikin senang saja," ucap dia melanjutkan.

Kiprah Darmiyanto di dunia lari memang tak bisa disepelekan. Kakek asal Salatiga, Jawa Tengah, itu tercatat sudah mengoleksi 171 medali dan 9 piala sepanjang kariernya.

Oleh karena itulah, KONI memberikan penghargaan khusus kepada Darmiyanto sebagai pelaku olahraga inspiratif.

Kecintaan Darmiyanto terhadap olahraga lari bermula karena sering diminta pamannya untuk memandikan seekor kuda di sungai.


Darmiyanto saat mengikuti sebuah kejuaraan.(ISTIMEWA)

Saat itu, Darmiyanto yang masih berusia 15 tahun kerap membawa kuda pamannya dengan tali sambil berlari.

"Saya berlari sambil bawa kudanya pakai tali tambang. Lama-lama saya merasa, kok enak ya lari mengikuti kuda," ujar Darmiyanto seraya tersenyum.

Sejak itulah, Darmiyanto mulai serius menggeluti dunia lari hingga sukses meraih prestasi dalam berbagai ajang, baik nasional maupun internasional.

Ia bercerita pernah mewakili Indonesia dalam sebuah kejuaraan di Bukit Jalil, Malaysia pada 1990.

Di Malaysia, Darmiyanto berhasil meraih 5 medali emas dan 1 medali perak.

Dua tahun kemudian, Darmiyanto kembali dipercaya untuk berpartisipasi pada kejuaraan di Singapura. Hasilnya, 3 medali sukses dibawa pulang.

Pada 2016, Darmiyanto juga dibiayai oleh Persatuan Atletik Master Indonesia (PAMI) untuk mengikuti kejuaraan di Perth, Australia.


Darmiyanto (82), tukang becak sekaligus pelari veteran tengah menanti penumpang di Jl Pemotongan Salatiga, Sabtu (14/10/2017) siang.(SYAHRUL MUNIR/KOMPAS.COM)

"Alhamdulillah, saya tambah semangat dan giat. Apalagi setelah dapat penghargaan. Rasanya seperti dicambuk lagi agar lebih bersemangat," tutur Darmiyanto.

Selanjutnya, Darmiyanto akan berjuang dalam ajang South American Masters Athletics Championships di Santiago, Cile, 2-14 November mendatang.

Rencananya, dia akan turun di nomor lari jarak pendek, jarak menengah, dan jarak jauh.

Persiapan Darmiyanto tak main-main. Setiap hari dia berlari dari rumah ke pangkalan becaknya di Jalan Pemotongan, Salatiga, yang berjarak sekitar 12 km.

"Kunci sukses di olahraga ya senang dulu. Kalau kamu senang, nggak perlu diperintah lagi. Latihan juga penting. Olahraga tanpa latihan itu nol," kata dia.

Entah sampai kapan Darmiyanto berlari. Selama masih diberikan napas dan kesehatan oleh Tuhan, dia berikrar akan terus berlari demi martabat Indonesia.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P