Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kidambi Srikanth Jadi Pebulu Tangkis dengan Stamina Paling Bagus Setelah Peter Gade

By Delia Mustikasari - Senin, 30 Oktober 2017 | 20:00 WIB
Pebulu tangkis tunggal putra India, Kidambi Srikanth, berpose dengan trofi yang didapat setelah memenangi Denmark Terbuka di Odense Sports Park, Minggu (22/10/2017). (CLAUS FISKER /SCANPIX DENMARK/AFP PHOTO)

  Pebulu tangkis tunggal putra India, Kidambi Srikanth, meraih gelar keempatnya pada turnamen level superseries musim ini setelah menjuarai Prancis Terbuka yang berlangsung di Stade Pierre de Coubertin, Paris, 24-29 Oktober.

Srikanth mengalahkan Kenta Nishimoto (Jepang) pada partai final dengan skor 21-14, 21-13, Minggu (29/10/2017).

Srikanth berhasil membukukan gelar secara back to back pada dua turnamen superseries tahun ini di Benua Eropa.

Dalam waktu dua pekan pada Oktober, Srikanth menjadi juara pada Denmark Terbuka dan Prancis Terbuka.

Sebelumnya, dia juga menjadi juara dalam waktu dua minggu pada Juni lalu, dengan menjuarai Indonesia Terbuka dan Australia Terbuka.

Staminanya yang kuat membuat dia menyamai tunggal putra denmark, Peter Gade. Gade menjadi salah satu atlet terkuat asal Eropa yang menembus dominasi Asia.

Dalam kurun waktu 1998-2001, Gade membuat gebrakan dengan memenangi 15 gelar. Pergerakan cepatnya di lapangan mengejutkan lawan-lawannya.

 

Congrats to the winners of YONEX FRENCH OPEN 2017 #worldbadmintonnews #YONEXFrenchOpen2017

Sebuah kiriman dibagikan oleh World Badminton News (@worldbadmintonnews) pada

Seiring berjalannya waktu, negara-negara lain mulai menghasilkan pemain berbakat dengan serangan yang bagus yakni Srikanth.

Srikanth meraih gelar pertamanya di turnamen superseries pada China Terbuka 2014 dengan mengalahkan Lin Dan (China). Titel kedua dia dapat pada India Terbuka 2015 (mengalahkan Viktor Axelsen dari Denmark).

"Srikanth adalah pemain dengan tipe menyerang meski dari belakang lapangan. Sangat sulit untuk meredam pukulannya," kata rekannya sesama pebulu tangkis India, HS Prannoy, seperti dilansir jUARa.net dari Firstpost.

Srikanth pernah mengalami gangguan kesehatan pada Juli 2014. Saat itu, dia ditemukan dalam kondisi pingsan di kamar mandi setelah mengeluhkan sakit kepala.

Setelah itu, pria berusia 24 tahun ini menjuarai turnamen grand prix Swiss Terbuka 2015.

(Baca juga: Kompetisi Balap Sepeda Gunung INDURO Siap Digelar di Australia dan Nepal)

Setahun berikutnya, Srikanth dihadapkan pada masa-masa sulit. Dia harus absen dari beberapa turnamen karena cedera pergelangan kaki yang didapat saat Olimpiade Rio 2016.

Akibatnya, dia harus beristirahat selama 3,5 bulan dan itu merupakan waktu terlama baginya tidak bermain bulu tangkis.

Kondisi ini pernah dialami Gade pada 2003. Dia kemudian bangkit tahun berikutnya dengan mengantongi dua gelar superseries.

"Srikanth unik dalam banyak hal. Permainannya tidak seperti pemain pada umumnya. Gaya permainannya mirip dengan Peter Gade dan gerakannya juga merupakan sesuatu yang mengingatkan saya pada Gade," kata pelatih Srikanth, Pullela Gopichand.

"Peter (Gade) adalah seseorang yang telah mencapai banyak hal dalam kariernya. Saya beruntung bisa mengalahkannya di All England," aku Gopichand.

Gopichand berharap Srikanth bisa lebih konsisten dan bersinar pada turnamen besar.

(Baca juga: France Open 2017 - Greysia Polii: Ini adalah Awal!)

Terkait staminanya, Srikanth mengakui bahwa salah satu kuncinya adalah latihan keras.

"Saya pikir cara kita berlatih dalam delapan bulan terakhir menentukan hasil yang didapat. Saya hanya ingin terus berlatih keras," ujar Srikanth.

Tahun ini, masih ada turnamen superseries yang akan digelar yakni China Terbuka dan Hong Kong Terbuka.

Srikanth juga sudah memastikan tempat pada BWF Superseries Finals di Dubai, Uni Emirat Arab, pada 13-17 Desember. Turnamen ini hanya diikuti oleh delapan peringkat teratas dari setiap nomor.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P