Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kuartet perenang difabel Indonesia, Guntur, Jendi Pangabean, Musa Mandan, dan Suriansyah, meraih medali emas pada nomor estafet 4x100 meter gaya ganti putra pada ASEAN Para Games 2017, di National Aquatic Centre, Bukit Jalil Sports City, Rabu (20/9/2017).
Mereka berempat tak cuma meraih medali emas, tetapi juga memecahkan rekor ASEAN Para Games.
Guntur, Jendi, Musa, dan Suriansyah menorehkan waktu 4 menit 56,29 detik, memecahkan rekor tim Indonesia yang tercipta pada 19 Desember 2011, yakni 4 menit 46,29 detik.
Jendi mengawali lomba dengan gaya punggung 100 meter dari lintasan 4. Tanpa memiliki kaki kiri, dia mengayuh kencang meninggalkan lawan-lawannya dari Vietnam, Filipina, Malaysia, Thailand, dan Myanmar.
Baca juga:
Berdiri di papan lintasan 4, Guntur bersiap menyambut Jendi. Setelah Jendi menyentuh dinding pembatas, Guntur pun langsung melompat.
Perenang kelahiran Balikpapan, Kalimantan Timur, 12 Oktober 1983 itu kehilangan tangan kirinya, tetapi dia melakukan gaya dada dengan baik dan melaju cepat meninggalkan para lawannya.
Selanjutnya, giliran Musa dengan kategori S10 atau berotot kecil (polio). Dia menyambut Guntur yang menyentuh garis di depan.
Gaya kupu-kupu Musa dalam 100 meter membuat lawan semakin tertinggal.
Atlet terakhir adalah Suriansyah. Dengan memiliki kaki yang lumpuh (kecil sebelah), dia berenang dengan melakukan gaya bebas.
Dia tak terkejar oleh lawan-lawannya sekaligus memastikan tim estafet Indonesia 4x100 meter menyabet medali emas.
Sementara itu, medali perak diraih kuartet Vietnam, dan tim Filipina mendapatkan medali perunggu.
Secara keseluruhan, tim renang Indonesia sudah meraup 21 emas, 12 medali perak, dan tujuh medali perunggu.