Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Olahraga Indonesia sedang dalam fase kritis. Pada SEA Games Kuala Lumpur 2017, kontingen Merah Putih pulang dengan capaian minor alias gagal memenuhi target.
Agar tak terulang lagi permasalahan klasik, pengamat olahraga Fritz E Simanjuntak, mengatakan seharusnya Indonesia memiliki defining victory atau progres jangka panjang.
"Indonesia harus memiliki proses jangka panjang agar bisa meniru prestasi negeri unggulan di dunia seperti Inggris, Vietnam, Amerika Serikat, bahkan Australia," ujar Fritz dalam acara diskusi yang diselenggarakan Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) di Gedung Dewan Pers Indonesia, Jakarta, Selasa (5/9/2017) sore.
Baca juga:
"Kita harus berani meniru langkah-langkah mereka," kata Fritz.
Fritz menilai Indonesia harus bisa berpikiran seperti China yang mencanangkan program fokus pada Olimpiade dan Asian Games.
"Olimpiade dan Asian Games harus dijadikan rujukan utama. Sebab, target ukuran maju atau tidaknya prestasi olahraga itu bukan dari banyaknya medali, tetapi proses jangka panjang," tutur Fritz lagi.
Lebih lanjut, Fritz mengatakan bahwa pembinaan olahraga Indonesia harus memiliki model kepemimpinan horizontal dan visi ke depan yang kuat agar olahraga Indonesia mampu berbicara banyak.
"Tentu harus dipimpin dengan orang yang mengerti olahraga. Selain itu, kita juga harus bisa memaksimalkan beberapa cabang olahraga lain agar bisa berkembang seperti bulu tangkis dan sepak bola," ucap Fritz.
Kontingen Indonesia hanya bisa menempati peringkat kelima pada klasemen akhir SEA Games 2017.
Dalam ajang multi-event Asia Tenggara itu, skuat Merah Putih cuma meraih 38 medali emas.
Jumlah itu meleset cukup jauh dari target emas yang ditetapkan yakni 55 keping.