Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Malaysia Kuatkan Sektor Tunggal Putri untuk Persiapan Piala Uber 2018

By Delia Mustikasari - Sabtu, 2 September 2017 | 15:34 WIB
Pebulu tangkis tunggal putri Malaysia, Goh Jin Wei, bereaksi setelah memastikan medali emas SEA Games 2017. Goh mengalahkan rekan senegara, Soniia Cheah, pada final yang berlangsung di Axiata Arena, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Selasa (29/8/2017). (ADEK BERRY/AFP PHOTO)

Pelatih kepala tunggal putri Malaysia, Tey Seu Bock, berencana untuk memperkuat kemampuan para pemainnya menyusul hasil pada SEA Games 2017 yang berlangsung di Kuala Lumpur, 19-30 Agustus lalu.

Tuan rumah menempatkan dua pebulu tangkisnya yakni Goh Jin Wei dan Soniia Cheah pada partai final. Goh berhak mendapat medali emas setelah mengalahkan Soniia dengan skor 21-11, 21-10.

Meski menempatkan dua pemain pada babak final, Tey mengaku tidak puas. Dia meminta para pemain mengubah pola pikir saat bertanding.

"Adanya Jin Wei dan Soniia pada final SEA Games 2017 adalah pertanda baik bagi sektor tunggal putri Malaysia. Tetapi, kami masih punya banyak pekerjaan yang harus dilakukan," kata Tey.

Menurut Tey, Goh dan Soniia sudah menunjukan kemajuan di bawah bimbingan pelatih Rony Agustinus.

"Sebagai pelatih kepala, saya perlu mengubah mentalitas para pemain dan menanamkan rasa percaya diri kepada mereka. Mereka harus percaya bahwa mereka bisa menjadi pemain kelas dunia dan tidak membatasi diri," ucap Tey.

Selain Goh dan Soniia, Malaysia memiliki pemain tunggal putri lainnya yakni Lee Ying Ying, Ho Yen Mei, Lim Yin Fun, S  Kisona, M Thinaah, Yap Yee, dan Lee Zii Yii.

Baca juga:

"Pada kejuaraan dunia kemarin di Glasgow, Nozomi Okuhara (Jepang) mengalahkan Pusarla Venkatha Sindhu (India) pada final yang menuntut fisik kuat. Standar permainan mereka juga tinggi," ujar Tey.

"Pemain kami bisa seperti mereka. Nozomi dan Sindhu bukanlah manusia super, namun mereka dilatih keras untuk berada di tempat mereka sekarang. Pemain kami bisa seperti itu juga, tetapi mereka harus mengadopsi pola pikir positif," tutur Tey.

Tey mengatakan bahwa beberapa pemain tunggal putri masih menahan pukulan mereka saat berlatih karena takut cedera.

"Saya tidak peduli dengan cedera. Terus mengalami cedera menunjukkan bahwa tubuh seseorang tidak kuat. Mereka harus mengembangkan kekuatan fisik dan dilengkapi dengan ketekunan selama sesi latihan," aku Tey.

"Beberapa dari mereka terlalu lemah sehingga perlu didorong agar lebih kuat," ujar Tey.

Tey mengaku sedang berusaha mematangkan sektor tunggal putri demi tampil maksimal pada putaran final Piala Uber 2018 yang akan digelar di Bangkok, 20-27 Mei.


Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P