Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Atlet tolak peluru Indonesia, Eki Febri Ekawati, menjadi perbincangan banyak pihak setelah mengakui di akun Instagram miliknya bahwa dia belum mendapat uang akomodasi sejak Januari-Agustus 2017.
Meski belum mendapat haknya, Eki mempersembahkan medali emas pada SEA Games 2017 setelah mencatat lemparan sejauh 15,39 meter pada pertandingan yang digelar 25 Agustus, lalu.
Sekretaris Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Gatot S Dewabroto meminta maaf atas kejadian yang dialami Eki.
Dia menjelaskan alur keterlambatan pencairan dana pada SEA Games 2017.
"Kami mohon maaf atas kejadian yang Eki alami. Saya apresiasi atas medali emas yg diperoleh, namun kami sedih dan malu karena Eki belum menerima uang akomodasi. Saya sudah perintahkan pejabat terkait untuk menyelesaikan masalah tersebut," ujar Gatot.
Gatot kemudian menelusuri internal Kemenpora untuk mengetahui penyebab keterlambatan pencairan dana akomodasi atlet selama persiapan SEA Games 2017.
"Kami akui dalam beberapa bulan terakhir ini ada persoalan terkait honor, peralatan, akomodasi dan try out atlet Program Indonesia Emas (Prima)," ucap Gatot.
Sebuah kiriman dibagikan oleh BolaSport.com (@bolasportcom) pada
"Satu per satu sudah mulai terurai sejak Mei 2017 dari honor atlet, sebagian try out pada Juni 2017 dan peralatan pada Juli 2017. Proses yang agak terlambat adalah akomodasi. Meski sudah ada yang terealisasi, tetapi belum sepenuhnya," tutur Gatot.
Menurut Gatot, keterlambatan tersebut karena anggaran Kemenpora baru cair sepenuhnya pada April 2017. Hal ini disebabkan perubahan struktural Kuasa Pemegang Anggaran (KPA) dari semula tunggal menjadi terpisah dalam enam satuan kerja.
Baca juga:
Selain itu, adanya perubahan aturan yang membuat Kemenpora berhati-hati dan berdampak kepada keterlambatan dana yang dicairkan.
"Oleh karena itu, dalam konteks Indonesia tidak menenuhi target. Kami juga menyadari bahwa faktor teknis dan non-teknis akibat kendala anggaran dan kami mohon maaf," kata Gatot.