Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pebulu tangkis Indonesia, Greysia Polii, mengaku tidak pernah menyesali pilihannya bermain pada nomor ganda putri meski banyak yang menyarankan sebaliknya.
Dilansir dari Theperksofbeingtwenty.com, Greysia mengaku pernah disarankan untuk bermain di nomor tunggal atau ganda campuran,
Menurut mereka, bermain di nomor ganda putri yang kala itu tengah didominasi oleh China akan menyulitkannya meraih prestasi.
"Setiap orang yang saya kenal (teman, keluarga, dan pelatih) mendorong untuk bermain di sektor tunggal atau ganda campuran," ucap Greysia.
"Ketika saya mengatakan kepada mereka (orang-orang terdekat) bahwa saya memilih untuk fokus pada ganda putri, mereka menganggap keputusan saya sebagai pilihan bodoh, karena tim ganda putri belum pernah memenangkan apapun," kata Greysia lagi.
Meski banyak yang berseberangan pendapat, Greysia tetap pada pendiriannya. Dia yakin bahwa dirinya bisa membuat sejarah baru bagi nomor ganda putri.
Namun, layaknya istilah "jagoan menang belakangan", Greysia lebih dulu dihadapkan dengan ujian berat sebelum akhirnya menuai prestasi.
Pada Olimpiade London 2012, Greysia dan rekannya, Meiliana Jauhari, didiskualifikasi karena dianggap melakukan match fixing.
Kala itu, Greysia/Meiliana dinilai Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF) tidak serius menjalani pertandingan agar kalah dan terhindar dari pertemuan melawan wakil China pada babak berikutnya.
Kasus ini mencoreng nama baik Greysia dan Meiliana, Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI), dan negara Indonesia.
Namun, Greysia pantang menyerah. Bersama rekan barunya, Nitya Krishinda Maheswari, Greysia berhasil meraih prestasi demi prestasi.
Puncaknya ialah ketika mereka meraih medali emas Asian Games Incheon 2014.
Greysia/Nitya menjadi juara setelah mengalahkan pasangan Jepang, Ayaka Takahashi/Misaki Matsumoto, dengan skor 21-15, 21-9.
Kemenangan itu mengubah banyak hal dalam hidup Greysia, termasuk peringkat dunianya yang sempat meroket hingga ke urutan kedua.
Setelah meraih medali emas Asian Games, Greysia/Nitya menambah deretan prestasi dengan menjuarai Korea Terbuka dan Singapura Terbuka 2015.
Kini, Greysia sedang dipasangkan dengan rekan baru, Apriani Rahayu, karena Nitya masih dalam masa pemulihan dari cedera lutut.
Sejak menjalani debut, Greysia/Apriani telah berhasil meraih gelar juara Thailand Terbuka 2017.