Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pelatih tunggal putri nasional, Minarti Timur, memberikan analisis mengenai kekalahan anak didiknya, Gregoria Mariska, pada laga final Kejuaraan Asia Junior (AJC) 2017 kontra Korea Selatan, Selasa (25/7/2017).
Tampil di Jaya Raya Sports Hall Training Center, Jakarta, Gregoria yang turun pada partai keempat menelan kekalahan 19-21, 21-7, dan 20-22 dari Se Young-an.
Menurut Minarti, salah satu faktor yang membuat Gregoria gagal memetik poin untuk Indonesia yakni kondisi fisik.
"Mungkin karena capek, karena dari kemarin main terus. Namun, pemain Korea juga capek, semua capek. Gregoria harusnya bisa," ujar Minarti seusai laga, yang dilansir Badminton Indonesia.
"Pada game pertama, dia mainnya kurang masuk. Dia terbawa permainan Korea, defend-nya jadi enggak enak. Ketinggalannya akhirnya terlalu jauh. Sebenarnya sudah menyusul jadi 19. Coba kalau tidak terlalu jauh, dia harusnya bisa menang straight game," kata Minarti.
Baca juga:
Minarti menambahkan, rasa grogi dan tegang kemungkinan juga menjadi penghambat Gregoria pada gim pertama. Alhasil, Gregoria tak bisa mengeluarkan permainan terbaiknya.
"Saya rasa ada groginya sedikit. Fokusnya jadi enggak bisa ke pola main dia. Bolanya datar-datar semua, mau naik-naikin nggak masuk terus. Saat game kedua, dia baru bisa keluar," tutur Minarti.
"Pada game ketiga, mereka sudah sama-sama capek dan sama-sama sakit. Jadi, tinggal nekatnya saja. Saat poin 20-19, Gregoria seharusnya Gregoria bisa game, tetapi dia mengira bolanya sudah mati, jadi nggak diambil," ucap pelatih yang akrab disapa Cik Mei ini.
Akibat kekalahan Gregoria, skor Indonesia dan Korea kembali imbang 2-2.