Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Atletico Madrid mendatangkan rekrutan pertama walau baru bisa memakai jasanya pada Januari 2018. Dia adalah Victor Machin Perez alias Vitolo yang mendarat secara dramatis dari Sevilla.
Penulis: Theresia Simanjuntak
Sejak beberapa pekan, Atletico Madrid konsisten dilaporkan mengincar Vitolo.
Akan tetapi, sanksi FIFA, yang membuat klub itu tidak bisa mendaftarkan pemain baru selama enam bulan ke depan, menjadikan Vitolo sempat ragu.
Karena bimbang, gelandang berusia 27 tahun ini kabarnya tergoda menerima pinangan klub lain.
Media-media Spanyol mengabarkan bukan Atletico opsi utama bagi Vitolo, melainkan Chelsea. Bahkan, isu lebih lanjut menyebut Vitolo bertolak ke Kota London untuk bersua perwakilan Chelsea.
#AtleticoMadrid have confirmed the signing of Vitolo from #Sevilla despite being under a registration ban. pic.twitter.com/WXjZfTVn7i
— Transfer News (@_FutbolTransfer) July 12, 2017
Atleti sepertinya malah menjadi pilihan ketiga. Bertahan di Sevilla juga menjadi salah satu opsi. Klub dan ayah Vitolo disebut-sebut sudah mencapai kesepakatan perpanjangan kontrak.
Tak dinyana, Atleti pada akhirnya berhasil menggaet Vitolo dengan nilai transfer 37 juta euro dan ikatan kontrak hingga 2022.
Dia akan dipinjamkan ke klub lamanya, Las Palmas, hingga Desember tahun ini. Sebuah pukulan telak bagi Manajer Chelsea, Antonio Conte, yang sesungguhnya sudah membidik Vitolo sejak awal Juni.
Baca Juga:
Kejadian ini kali kedua baginya gagal merekrut pemain yang diinginkan di bursa transfer musim panas 2017 setelah penolakan striker Romelu Lukaku, yang memilih Manchester United.
Menolak Chelsea, kampiun Premier League 2017, sekaligus Sevilla, yang artinya rela tidak manggung di ajang antarklub Eropa mana pun sampai tahun depan, jelas sebuah pengorbanan bagi Vitolo berhubung ia bukan sembarang pemain.
Vitolo tampil 177 kali buat Sevilla, mengemas total 28 gol dan 45 assist.
Kepiawaiannya dalam menyerang sekaligus bertahan menjadi salah satu alasan kesuksesan Sevilla menjuarai Liga Europa tiga musim beruntun.