Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pebalap yang menyuarakan perang urat syaraf ini memang dari Honda, tetapi bukan pelakon utama. Cal Crutchlow (LCR Honda) menyatakan bahwa Marc Marquez yang sekarang memimpin klasemen sementara MotoGP tepat di separuh musim akan mengakhirinya di posisi serupa.
Penulis: Arief Kurniawan
Itu artinya, Marquez bakal jadi juara dunia lagi bersama Honda. "Dia bukan hanya bagus memaksimalkan motor Honda, tetapi juga piawai bermain-main dengan emosi para rival," kata Crutchlow.
Masuk akalkah komentar Crutchlow tersebut?
Pada lima musim MotoGP terakhir, sejak 2012, memang ada empat fakta di mana sang juara paruh musim mengakhiri musim di posisi yang sama.
Baca Juga:
Satu pengecualian terjadi pada 2015, di mana Valentino Rossi (Movistar Yamaha MotoGP) yang memimpin hingga memasuki pertengahan tahun.
Dia bahkan masih memimpin sebelum balapan terakhir, akhirnya harus melihat kenyataan bahwa rekan satu timnya saat itu, Jorge Lorenzo menyalipnya pada seri terakhir.
Seperti halnya kebanyakan motorsport lain yang berbicara bukan hanya data sejarah, tetapi kekuatan terkini. Pada empat tahun terakhir, juara paruh musim menjadi juara dunia pada akhir musim.
Data menunjukkan sang kampiun didukung motor yang mumpuni sejak awal musim.
Artinya, ketika Marquez menjadi juara pada 2013, 2014, dan 2016 dia memang didukung oleh kondisi motor yang bagus. Sedikit pengecualian terjadi pada 2016, di mana sesungguhnya Honda bukan motor terbaik.
Namun, Marquez pandai menjaga performa motor sehingga mengantarnya menjadi juara dunia.
Begitu pula pada 2012 di mana perpaduan Lorenzo-Yamaha sejak awal musim sulit dibendung. Jika Lorenzo finis balapan, hasilnya kalau tidak menang ya runner-up.
Tanda tanya besar justru terjadi tahun ini. Honda bukanlah motor terbaik dalam banyak hal. Marquez pun baru memastikan juara paruh musim tepat di seri ke-9. Pada seri ke-1 hingga ke-8 dia kewalahan.
Kalau pola ini berlanjut, di mana Yamaha dan Ducati memanfaatkan keunggulan masing-masing di tengah ketidakberdayaan Honda, Marquez bisa saja tersusul oleh Maverick Vinales (Yamaha) atau bahkan Andrea Dovizioso (Ducati).
Namun, seperti kata Crutchlow, hati-hati pula dengan indera keenam Marquez dalam menggali potensi Honda.