Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Lewis Hamilton pasti tahu bahwa Mercedes kini tengah bangkit. Namun, dia justru belum mendapatkan hasil yang pantas dari kebangkitan timnya itu. Hal yang mencolok justru permusuhannya dengan sang rival, Sebastian Vettel.
Penulis: Arief Kurniawan
Airlift Silverstone siap menyambut Hamilton yang merupakan rumahnya sendiri. Hasil bagus pernah didapatkan pebalap Inggris ini, baik balapan kering maupun basah.
Bahkan, hasil bagus sebagai titik balik perebutan gelar juara dunia pun pernah ia rasakan.
Balapan GP Inggris yang akan berlangsung Minggu (16/7/2017) memang sangat vital bagi Hamilton. Dia butuh kemenangan dan mesti melupakan di mana Vettel finis. Tentu saja, melupakan sejenak permusuhan dengan pebalap Jerman tersebut.
Hamilton butuh fokus demi mendapatkan hasil bagus. Pada dua balapan terakhir di Azerbaijan dan Austria dia sebenarnya tidak tampil jelek. Hasil kurang bagus yang dia dapat adalah karena masalah teknis.
Baca Juga:
Namun, di dua balapan itu pula dia mulai bermasalah dengan Vettel dan belum "baikan" sampai sekarang.
Sebenarnya, Hamilton telah mengawali kesiapan mentalnya sebelum tampil. Meski diprotes keras, dia menolak untuk hadir pada acara F1 Live, sebuah acara demonstrasi di jalan raya Kota London.
Kehadiran Hamilton dijamin bakal membuat acara itu tambah meriah. Namun, sang pebalap tak peduli dengan bujuk rayu penyelenggara. Dia lebih memilih "liburan" dua hari, menenangkan diri.
"Setelah liburan, saya ingin tampil bagus pada balapan terbesar di dunia nanti," katanya.
Pilihan ban
Hamilton memang sudah tidak asing dengan kondisi seperti ini. Dia pernah tertinggal poin dan pernah pula bermusuhan dengan mantan temannya yang akhirnya jadi rival. Dulu sosoknya adalah Nico Rosberg, sekarang Vettel.
Dalam tiga musim terakhir pun Hamilton selalu menaklukkan Silverstone. Tahun ini, sejalan dengan kebangkitan Mercedes, dia sangat berpeluang besar untuk menang lagi.
Dari sisi teknis tidak ada yang jadi ganjalan baginya untuk gagal menang. Hanya, potensi problem bisa datang berkaca dari kemenangan Valtteri Bottas (Mercedes) di Austria akhir pekan lalu.
Meskipun Mercedes mengklaim sudah membenahi masalah penghematan ban, Bottas terlihat kewalahan menjelang finis. Dia dengan mudah didekati oleh Vettel walau akhirnya tetap bisa menang.
Pirelli telah mengubah pilihan dengan tidak membawa ban hard. Ban medium menjadi ban paling keras meskipun belum tentu dipilih oleh para pebalap.
"Pilihan ini adalah hasil kesepakatan semua pihak," ujar Mario Isola dari Pirelli. "Ban supersoft baru pertama kali digunakan di Sirkuit Silvertone."
Ban supersoft itu pula yang nyaris menggagalkan kemenangan Bottas di Red Bull Ring karena ternyata lebih cepat aus ketimbang yang digunakan Ferrari di waktu bersamaan.
Soal pemilihan ban ini terlihat sederhana, tapi tidak bila benar-benar jadi momok selama balapan. Hamilton Hari's menyelesaikannya dengan kepala dingin.