Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dalam rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI yang diikuti 10 anggotanya di Makostrad, Jakarta, Jumat (7/7/2017), PSSI memutuskan Ratu Tisha Destria sebagai Sekretaris Jenderal PSSI yang baru hingga 2020.
Jebolan FIFA Master sekaligus co-founder badan statistik Labbola itu mencatatkan sejarah baru sebagai Sekjen PSSI perempuan pertama.
Dalam berbagai rangkaian tes, mulai kesehatan, psikotes, dan keorganisasian, ia selalu menjadi yang terbaik dibandingkan 31 pelamar lainnya. Fakta itulah yang membuat para exco bulat menunjuknya sebagai sekjen.
Kepada reporter BOLA, Kukuh Wahyudi, Ratu Tisha menceritakan kesan dan janjinya setelah terpilih.
Anda mengatakan sejak SMA sudah tertarik bergelut di sepak bola. Pernah terbayangkan menjadi Sekjen PSSI?
Sama sekali tidak terbayangkan untuk posisi ini. Sejak dulu saya tidak pernah menargetkan untuk mendapatkan posisi apa di sepak bola.
Tapi, bayangan untuk terus mengurusi sepak bola, sudah ada dari dulu. Saya rasa ini suatu kebanggaan untuk terus mengurusi sepak bola Indonesia.
Baca juga:
Saat ini sudah terbayang tugas Sekjen PSSI seperti apa?
Sekjen adalah jabatan profesional. Ini adalah sebuah pekerjaan yang sudah mulai saya pelajari untuk menunjang tugas saya nantinya. Saya sudah berkomitmen akan menjalani posisi ini dengan sebaik-baiknya.
Mundurnya Ade Wellington sebagai Sekjen PSSI diduga karena adanya faktor komunikasi yang tak lancar dengan para anggota PSSI. Seperti apa Anda merencanakan tugas Anda nantinya agar bisa meminimalkan hambatan dan rintangan?
Mendapatkan kepercayaan itu sulit. Saya rasa kepercayaan yang didapat PSSI dari publik mulai luntur. Kami pun tidak bisa bekerja dengan baik jika anggota tidak percaya lagi dengan PSSI.
Saya harus berusaha agar kepercayaan kepada PSSI bisa terbangun lagi. Jika itu terwujud, tugas PSSI akan lebih lancar.
Bagaimana dengan jabatan Anda di PT Liga Indonesia Baru sebagai Direktur Kompetisi. Segera mundur atau seperti apa?
Akan ada masa-masa transisi terkait jabatan saya itu. Dua roda ini (PSSI dan PT LIB) terus berputar. Transisi untuk meninggalkan LIB harus perlahan.
Tidak mungkin saya langsung pergi dan meninggalkan pekerjaan yang banyak. Belum tentu orang yang menggantikan saya langsung mengerti. Jadi saya masih harus terus untuk menjaga roda LIB berputar lancar juga.
Bagaimana respons keluarga setelah mengetahui Anda terpilih sebagai Sekjen PSSI perempuan pertama?
Keluarga tentu sangat mendukung. Sejak dahulu saya terjun di sepak bola, pertimbangan atau diskusi untuk hal itu pun tak ada. Saya terus didukung agar bisa meraih apa yang saya inginkan. Seolah-olah keluarga saya mengatakan "ayo kejar lagi".