Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kemenangan kedua Valtteri Bottas pada Formula 1 musim ini bisa menjadi pertanda hal lain. Bukan sekadar kemenangan atau jalannya kian mulus menjadi penantang serius juara dunia, tetapi terkait masa depannya di Mercedes.
Penulis: Arief Kurniawan
Balapan GP Austria, Minggu (9/7/2017) menyisakan banyak cerita buat Bottas. Dia unggul telak atas rekan satu timnya, Lewis Hamilton pada babak kualifikasi. Sesuatu yang selama ini menjadi keunggulan Hamilton.
Raihan pole position Bottas ini sama sekali tidak berhubungan dengan hukuman mundur lima grid Hamilton akibat mengganti girboks sebelum waktunya (maksimal setelah melalui enam kali balapan).
Saat lomba pun Bottas melakukan start super, yang ia sendiri bilang sebagai: "Start terbaik selama saya berkarier di F1."
Start supernya itu jadi perbincangan luas. Namun, Federasi Otomobil Internasional (Federation Internationale de I'Automobile/FIA) memastikan Bottas tidak melakukan jump start.
Hasil Belajar
Janji Bottas sebelum lomba bahwa dia tidak akan menahan laju Sebastian Vettel agar Hamilton yang start dari posisi kedelapan mendekat terbukti. Bottas membalap untuk dirinya sendiri dan tentu saja hal ini bisa berdampak buat masa depannya.
Baca Juga:
Bahkan, bila dia menahan laju Vettel, bisa-bisa dia disusul juara dunia empat kali itu. Pada balapan Vettel terus mendekat dan hanya berselisih tak sampai satu detik saat finis.
"Saya merasa akhir pekan di Red Bull Ring adalah yang terbaik sejauh ini bagi saya," ujar Bottas. "Saya meraih pole, melakukan start bagus, dan memenangi balapan."
Ketika menang untuk kali pertama di GP Rusia, Bottas memang tidak start dari pole.
Namun, saat itu dia juga melakukan start super, dari posisi ketiga dia langsung melejit ke posisi pertama.
Bottas merasa bersyukur dia diberi kesempatan oleh Mercedes untuk banyak belajar, dalam hal apa pun.
Makanya, dia kini bisa membalap tanpa beban karena hasil dari belajarnya itu sudah terwujud, paling tidak dalam bentuk dua kemenangan.
Apakah hal ini juga pertanda kursinya untuk musim 2018 akan aman, mengingat kontraknya berakhir di 2017? Sampai saat ini belum ada kepastian dari Mercedes.
Melihat penampilannya belakangan ini, kalaupun Mercedes membuangnya, tim-tim lain siap menampung. Tak terkecuali Ferrari, yang kini menjadi musuh utama Mercedes.