Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Hubungan Erat antara Stroberi dan Wimbledon

By Pipit Puspita Rini - Selasa, 11 Juli 2017 | 17:35 WIB
Buah stroberi. (CRAIG BARRITT/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/AFP PHOTO)

Lapangan rumput dan pakaian serba-putih merupakan ciri khas turnamen tenis Wimbledon yang setiap tahun digelar pada Juli. Tahun ini, Wimbledon digelar pada 3-16 Juli.

Namun, ada hal lain yang juga menjadi ciri khas salah satu turnamen Grand Slam tersebut yaitu stroberi. Buah ini biasanya dihidangkan dengan campuran susu krim.

Satu mangkuk stroberi lengkap dengan susu krim dijual 2,5 poundsterling (sekitar Rp 43.000) di kawasan All England Lawn Tennis Club (AELTC), tempat Wimbledon digelar.

Harga ini sudah bertahan selama tujuh tahun terakhir. Sebelum event tahun ini berlangsung, sempat muncul kekhawatiran bahwa harga hidangan ini akan naik menyusul keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

"Harga makanan saat ini lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun, ini sesuatu yang sudah kami tahu akan terjadi," kata Anthony Davis, kepala bagian makanan dan minuman di AELTC.

"Buat kami, ini soal bagaimana membuat keputusan yang tepat sehingga tamu kami mendapatkan pengalaman terbaik," kata Davis lagi.

Stroberi memang semakin populer di Wimbledon. Tahun lalu, selama dua pekan turnamen, 28 ton stroberi terjual di AELTC.

Stroberi yang dijual kepada para konsumen tentu saja dalam kondisi masih segar. Buah merah ini dipetik setiap pagi di Hugh Lowe Farm di Kent, lalu langsung dikirim ke Wimbledon.

Managing Director Hugh Lowe Farm Marion Regan sempat mengungkapkan kekhawatiran bahwa Wimbledon harus mengimpor stroberi dari luar Inggris karena keterbatasn jumlah pemetik sejak Inggris keluar dari UE.