Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Giovane Elber (44) mencapai titik ketenaran ketika membela klub Bundesliga Jerman, Stuttgart (1994-1997) dan FC Bayern Muenchen (1997-2003). Eks striker tajam asal Brasil ini pun menyuarakan opini terkait kiprah timnas Jerman.
Poin yang dibahas JUARA.net bersama Giovane Elber ialah mengenai kesuksesan timnas Jerman mengawinkan gelar Piala Eropa U-21 dan Piala Konfederasi 2017.
Khusus trofi Piala Konfederasi, Jerman meraihnya dengan skuat eksperimental dan minim sekali pemain bintang.
Elber mengungkapkan faktor pendukung Die Mannschaft berjaya di dua kejuaraan level usia berbeda tersebut.
"Jerman memang luar biasa. Prestasi ini merupakan hasil proyek jangka panjang yang mereka bangun, bukan kesuksesan instan," kata pengoleksi 139 gol dalam 265 penampilan untuk FC Bayern tersebut pada sela acara coaching clinic Allianz Junior Football Camp 2017 di Jakarta, Sabtu (8/7/2017).
Proyek yang dimaksud Elber terkait pematangan skuat mereka dalam sedekade terakhir.
"Pada Piala Dunia 2010, Jerman tampil dengan banyak pemain muda. Hanya, mereka tersingkir oleh Spanyol di semifinal. Empat tahun kemudian, sejumlah pemain muda itu semakin matang dan akhirnya membantu Jerman juara Piala Dunia 2014 di Brasil," ucap Elber.
"Tahun ini, bukan kebetulan pula mereka juara di dua turnamen berbeda. Semuanya merupakan hasil perencanaan jangka panjang," katanya.
Baca Juga:
Program perencanaan ini didukung oleh jalur komando yang terorganisasi rapi. Sejak 2006, timnas senior Jerman dilatih oleh Joachim Loew.
Secara bertahap di bawah asuhan pelatih yang sama selama 11 tahun, tim semakin kompak dan solid.
"Kondisi berbeda terjadi di negara lain, misalnya Brasil. Di negara kami, pelatih bisa didepak setelah hanya 4-5 bulan menangani tim," ucap Elber.
Dengan prestasi dobel tahun ini, apakah Jerman akan melaju sebagai kampiun Piala Dunia 2018 di Rusia?
"Satu yang pasti, Jerman tak akan juara!" kata Elber.
Opini sang legenda FC Bayern bukan berarti meremehkan kekuatan materi Die Mannschaft.
Referensinya berpayung pada tradisi, yang mungkin menjurus kutukan, bahwa setiap tim pemenang Piala Konfederasi tidak pernah ada yang juara Piala Dunia di tahun setelahnya.
Legenda FC Bayern Muenchen, @gioelber9 , ikut gocek-gocek, liuk-liuk, menikmati sesi coaching clinic #AJFC2017_ID pic.twitter.com/oQQGLVToDV
— Juara (@Juara) July 8, 2017