Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Indonesia U-19 Memutus Celah Perbedaan

By Kamis, 6 Juli 2017 | 12:03 WIB
Ekspresi bek Timnas U-19 Indonesia, Firza Andhika, saat tampil melawan Persibo Bojonegoro dalam laga uji coba di Stadion Letjen H Soedirman Bojonegoro, Jawa Timur, Sabtu (17/06/2017) malam WIB. (SUCI RAHAYU/JUARA.NET)

Pelatih kepala Indonesia U- 19, Indra Sjafri, ternyata punya tujuan lain di balik blusukan mencari pemain. Petualangannya ke berbagai daerah dari Sabang sampai Merauke tak sekadar mencari bakat-bakat yang belum tercium. 

Penulis: Ferry Tri Adi

Indra memiliki keinginan Indonesia U-19 menjadi Indonesia kecil yang pemainpemainnya berasal dari seluruh wilayah Nusantara. Namun, mimpi itu tak mudah diwujudkan. Pelatih berusia 54 tahun itu menemui beragam kendala.

Pertama, ia menghadapi kenyataan bahwa tak semua bakat dari setiap daerah di Indonesia tertampung. Pasalnya, Indra juga harus mencari pemain yang sesuai kriterianya.
Kedua, Indra melihat bahwa bukan pekerjaan mudah menyatukan para pemain yang memiliki latar belakang daerah yang berbeda. Hal terakhir itu menggelayuti pikirannya sejak menakhodai Indonesia U-19.

“Saya melakukan blusukan karena kompetisi level U-19 di tingkat provinsi jarang. Hanya beberapa kota besar yang memilikinya. Seleksi di kotakota besar tersebut paling meliputi daerah di sekitarnya."

Tidak semua wilayah di Tanah Air terpantau. Pemain itu harus dicari di seluruh wilayah Indonesia. Kami tentu butuh kantung-kantung daerah baru yang menyumbang pemain."

"Siapa tahu ada daerah yang sebenarnya bisa menjadi sumber pemain, tapi belum terpantau. Indonesia U-19 ini bagai Indonesia kecil. Skuat ini bisa menjadi contoh bagaimana celah perbedaan dari latar belakang daerah terhapus. Mereka harus menjadi sebuah kesatuan,” tutur Indra.

Demi mewujudkan kesatuan itu, Indra mendidik anak asuhnya perihal cinta Tanah Air. Pasalnya, pelatih berdarah Minang itu melihat kecintaan terhadap Tanah Air bisa memengaruhi performa di lapangan. Karena itu, pihak militer Indonesia pun dilibatkan untuk mengajarkan rasa cinta terhadap bangsa dan negara.

Baca Juga:

“Cinta Tanah Air merupakan sisi mental pemain. Saya banyak berdiskusi dengan banyak pelatih dari luar negeri bahwa kecintaan terhadap negara bisa memengaruhi mental pemain. Indonesia dan negara berkembang lain sering kalah lantaran tidak mempunyai rasa cinta negara yang kuat. Kami melibatkan militer Indonesia untuk mengajari anak-anak soal cinta Tanah Air. Sekarang saya jadi terharu melihat anak-anak. Mereka sudah punya rasa cinta negara, juga keluarga. Mereka mulai malu kalau kalah,” kata Indra.

Kesolidan tim juga tampak ketika melakukan selebrasi. Seperti yang dulu dilakukan Evan Dimas dkk., anak asuh Indra sekarang semisal Egy Maulana Vikri cs. juga berselebrasi sujud syukur bersama ketika mencetak gol.

“Selebrasi itu sudah kesadaran anak-anak. Mereka melakukan bersama-sama. Sepak bola ini harus ada manfaatnya buat bangsa dan negara. Salah satunya mempersatukan bangsa. Hal itu yang harus dibangun lagi. Tim kami punya pemain dari berbagai latar belakang daerah. Mereka tak boleh merasa berbeda-beda. Mereka harus merasa satu, Indonesia,” ujar eks pelatih Bali United itu.

Indonesia U-19 dijadwalkan kembali menjalani pemusatan latihan pada 3 Juli di Bali usai menjalani libur sejak 21 Juni lalu. Pada 8 Juli, Garuda Muda diagendakan beruji coba melawan Persewangi Banyuwangi di Banyuwangi.

Witan Sulaeman dkk. lalu bertolak ke Bandung untuk beruji coba melawan RCD Espanyol pada 14 Juli. Setelah itu, mereka kembali menjalani pemusatan latihan di Yogyakarta mulai 15 Juli.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P