Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kisah Paul Pogba tentang menjadi Muslim di Manchester Setelah Tragedi Bom

By Firzie A. Idris - Jumat, 30 Juni 2017 | 12:47 WIB
Gelandang Manchester United, Paul Pogba, bertepuk tangan seusai melakoni pertandingan leg kedua semifinal Piala Liga kontra Hull City di Stadion KCOM, Hull, Inggris, 26 Januari 2017. (OLI SCARFF/AFP)

Gelandang Mancheser United, Paul Pogba, bercerita kepada Esquire tentang pengalamannya sebagai seorang Muslim di Manchester setelah serangan bom bunuh diri di konser Ariana Grande di Manchester Arena bulan lalu.

Sebanyak 22 orang meninggal dunia di konser yang bergulir bulan lalu tersebut.

Bagi Pogba, tragedi tersebut terasa lebih berat terutama karena datang hanya beberapa pekan setelah sang ayah meninggal karena kanker.

Sang pemain punya ikatan kuat dengan Manchester. Sebelum datang pada awal musim lalu, ia telah menghabiskan tiga tahun di kota tersebut sebagai remaja.

Pogba pun mengingatkan bahwa aksi para teroris tersebut jangan sampai memengaruhi kehidupan rakyat setempat.

"Banyak hal terjadi di hidup ini tapi Anda tidak boleh menyerah," ujar Pogba kepada Esquire.

Baca Juga: 

"Anda tak bisa membunuh orang lain. Ini bukan tindakan atas nama agama, ini bukan Islam dan semua tahu itu. Saya bukan satu-satunya yang berbicara seperti ini," lanjutnya.

Ia juga tak menampik bahwa kepergian sang ayah memengaruhinya.

"Anda tak bisa berpikir sama setelah kehilangan orang yang Anda sayangi," ujar pemain termahan Liga Inggris itu. "Oleh karena itu saya mengatakan untuk nikmati hidup, karena semua berlalu dengan cepat."