Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pelatih tim nasional (timnas) Jerman, Joachim Loew, melihat latihan penalti terkadang menjadi sesuatu yang mubazir.
Pendapat tersebut dilontarkan Loew menjelang duel antara Jerman dan Meksiko pada partai semifinal Piala Konfederasi 2017 di Stadion Fisht Olympic.
Mengingat turnamen sudah memasuki fase gugur, Loew mendapatkan pertanyaan terkait kemungkinan timnya berlatih adu penalti. Terlebih lagi, dia membawa banyak pemain "hijau" di skuad karena ketidakhadiran sejumlah anggota senior.
Sosok berusia 57 tahun itu menjawab, "Saya tidak mengetahui apakah kami akan mengasah adu penalti atau tidak."
Baca: Perlukah Liverpool Hamburkan Uang demi Berlari 34 Km Per Jam?
Buat Loew, latihan "tos-tosan" memang tidak menjadi urgensi. Sebab, menurut dia, kemenangan dalam duel titik putih bukan ditentukan oleh kualitas teknik.
"Kadang-kadang, terlalu banyak latihan penalti malah tidak bagus. Situasi berbeda ketika memasuki pertandingan. Anda harus melihat siapa yang masih berada di lapangan dan cukup berani untuk mengambil tugas," ujar Loew.
17 - Joshua Kimmich (@FCBayern) did not miss a single minute in the last 17 consecutive matches of the @DFB_Team_EN. Important. pic.twitter.com/i9El7ZrYPb
— OptaFranz (@OptaFranz) June 28, 2017
Sebagai contoh, sang juru taktik menunjuk kemenangan Jerman atas Italia pada babak perempat final Piala Eropa 2016.
Ketika itu, Loew telanjur menarik keluar Mario Gomez. Pemilik nama terakhir memiliki rapor kesuksesan mencapai 72 persen dalam hal penalti waktu normal.
"Kami tidak memiliki penendang terbaik saat itu. Sebaliknya, Italia memasukkan pemain yang diharapkan bisa menjadi pencetak gol sebelum laga berakhir," ucap Loew merujuk kegagalan Simone Zaza seagai eksekutor Italia.