Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
David Trezeguet mengenang kiprahnya bersama Juventus ketika mengarungi kompetisi Serie B - kasta kedua Liga Italia - musim 2006-2007.
Ketika itu, tim beralias I Bianconeri terpaksa turun tingkat karena kasus pengaturan skor. Dua gelar scudetti mereka juga dilucuti oleh Federasi Sepak Bola Italia (FIGC).
Merespons keterpurukan klub, sejumlah pemain bintang seperti Zlatan Ibrahimovic, Emerson, Gianluca Zambrotta, Patrick Vieira, dan Paolo Cannavaro memilih hengkang.
Tidak demikian dengan Trezeguet yang rela berjuang bersama Alessandro Del Piero dan Gianluigi Buffon di level lebih rendah. Apa alasan di balik keputusan sosok asal Perancis tersebut?
"Setiap pemain harus menentukan takdir masing-masing, apakah itu bertahan atau pergi. Bertahan berarti bermain di Serie B dengan defisit 16 poin. Namun, saya merasa harus membalas budi kepada Juventus saat itu," ucap Trezeguet.
Baca: 3 Hal yang Bakal Dirindukan Juventus dari Dani Alves
Oh captain, my captain.
— JuventusFC (@juventusfcen) June 27, 2017
???? @gianluigibuffon ????
???? https://t.co/K3PH8ngNTX ???? #InstaJuve pic.twitter.com/L0FmIhPW4G
Pengorbanan Trezeguet berbuah manis. Dia mengangkat Juventus naik kasta untuk musim berikutnya atau 2007-2008.
Di klasemen akhir, Juventus menjadi juara membentangkan keunggulan enam poin atas Napoli di peringkat kedua.
"Untuk level emosi, musim tersebut terasa hebat. Ada perayaan di mana-mana. Kami langsung kembali ke tempat di mana Juventus seharusnya berada, Serie A," ujar Trezeguet.
Sisi positif lainnya yang diakui pemilik nomor 17 tersebut, Juventus mampu mengangkat sejumlah pemain berbakat dari akademi. Salah satunya adalah Claudio Marchisio.
Pemilik nama terakhir kini menjadi pilar penting di lini tengah Juventus. Dia juga membawa Juventus meraih enam scudetti secara beruntun, capaian yang tidak pernah dilakukan tim Italia lainnya.