Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Presiden Olympique Lyon, Jean-Michel Aulas, enggan melepas Alexandre Lacazette kecuali Arsenal bersedia membayar minimal 50 juta euro (sekitar Rp 745 miliar).
Ketertarikan Arsenal diketahui karena Manajer Arsene Wenger memantau pertandingan uji coba antara Prancis dan Inggris di Stade de France, 13 Juni 2017.
Dalam laga itu, Lacazette tidak mendapatkan jatah tampil untuk Les Bleus, julukan Prancis. Namun, Wenger memberitahukan kepada Gerard Houllier, yang sempat melatih di Inggris, terkait minat kepada sang pemain.
Informasi tersebut ternyata diteruskan Houllier kepada Aulas. Menyikapinya, sang patron langsung memasang harga untuk Lacazette.
"Terlalu prematur untuk mengatakan transfer bakal terjadi. Kita sedang membicarakan pemain dengan nilai antara 50 juta euro hingga 60 juta euro. Harganya tidak kurang dari itu," kata Aulas.
Baca: Perlukah Liverpool Hamburkan Rp 1,2 Triliun demi Berlari 34 Km Per Jam?
91 - Since 13/14, Alexandre Lacazette has scored 91 goals in L1, at least 15 more than any other French player in the Top 5 leagues. Gunner? pic.twitter.com/nzL4w3IQET
— OptaJean (@OptaJean) June 26, 2017
Sebuah hal lumrah apabila Lyon mematok harga tinggi. Sebab, Atletico Madrid sempat menawar dengan uang lebih banyak sebelumnya.
Kepindahan Lacazette tidak bisa terealisasi karena tim beralias Los Rojiblancos terkena embargo transfer hingga Januari 2018.
"Semua orang telah mengetahui bahwa tawaran Atletico Madrid mencapai 53 juta euro plus bonus 12 juta euro," ujar Aulas.
Harga mahal Lacazette berbanding lurus dengan kualitasnya. Pemain berusia 26 tahun itu tampil tajam dengan catatan 37 gol dari 45 pertandingan musim 2016-2017.
Untuk menebus kualitas Lacazette, Arsenal tidak cuma harus merogoh kocek sangat dalam, tetapi juga memecahkan rekor transfer sepanjang masa klub.
Catatan tersebut masih menjadi milik Mesut Oezil ketika direkrut dari Real Madrid seharga 47 juta euro pada musim panas 2013.